Selasa, 13 Desember 2011

20 Hari yang lalu

Lebih dari 20 hari yang lalu juga selama 20 hari kegiatan . Bersama dengan rekan-rekan baru dari berbagai sekolah yang juga baru di kenal . Berkumpul bersama dengan satu misi yang sama pula mengikuti kegiatan prajabatan . Mengawali hari pertama kegiatan penuh dengan pergulatan perasaan yang campur aduk, antara harapan untuk dapat mewujudkan asa yang telah sekian lama tertunda dan kesedihan harus berpisah dengan keluarga untuk waktu yang cukup lama. Di mulai dengan bunyi pluit berkepanjangan yang membuat stress selama beberapa hari karena harus membiasakan telinga dan debaran jantung agar tak terkaget-kaget. Walau pada kenyataannya tetap saja yang namanya jantung dan telinga tak sepenuhnya dapat berdamai dengan bunyi pluit tersebut. Perlahan namun pasti belajar terbiasa dengan bunyi dan debaran deg-degan . Semua kegiatan di lakukan dengan apel, apel dan apel . Awalnya memang terpaksa melakukan kegiatan karena khawatir akan mendapat hukuman. Namun seiring berjalannya waktu layaknya perilaku manusia normal yang sering mencoba-coba untuk melanggar aturan siapa tau berhasil lolos tak tertangkap oleh petugas. Sangat menghibur manakala berhasil lolos tak tertangkap panitia untuk menjadi petugas di kegiatan apel malam. Kegiatan apel malam yang dilakukan sambil membaca ikrar walaupun hafal tetap saja membuat sensasi tersendiri dalam degup jantung pembacanya karena disaksikan oleh ratusan pasang mata apalagi kalau ternyata salah saat mengucapkan siap-siap saja mendengar teriakan ulangi, ulangi. Wah semakin menjadi sensasi degup jantung disertai gemetar lutut yang saling beradu.Dan jadi teringat manakala malam sudah larut tiba-tiba terdengar suara panitia yang cukup disegani karena sikapnya yang tegas. Melompatlah teman sekamarku karena panik dan langsung menyusun sepatu di tempat tidur rekanku. Ya Allah …segitu khawatirnya hingga tak mampu berpikir waras.

Namun dari sekian minggu dalam kebersamaan tersebut banyak hal-hal yang bisa dipelajari untuk direnungkan tak sekedar belajar disiplin tapi belajar banyak hal tentang toleransi dalam berbagi waktu saat menggunakan kamar mandi yang jumlahnya tak sesuai dengan jumlah peserta atau belajar untuk menjadi orang “ Indonesia “ yang benar karena orang Indonesia sangat dikenal malas mengantri dan disana juga harus belajar mengantri untuk mengambil makan . Pengalaman yang amat berharga untuk dikenang.

Begitupun saat situasi belajar dalam kelas yang selalu disertai dengan diskusi dan tanya jawab sambil sesekali terdengar celetukan menggoda teman yang lagi bertanya. Atau saat bertarung dengan rasa kantuk yang luar biasa tak tertahankan karena tubuh sudah begitu penat mendapat informasi , 5 menit pertama masih mencoba bertahan berusaha melek dan melek dan 5 menit berikutnya yang bisa dilakukan adalah mencari dopping “ cemilan pedas “ agar mata tak keburu terpejam. Karena bagiku akan jadi bencana manakala tertangkap basah mengantuk dan tertidur sanksi yang harus dijalani adalah “ menyanyi” dan menyanyi bukanlah kecerdasan yang kumiliki. Aku jadi teringat kata-kata yang pernah diucapkan oleh buah hatiku saat dirumah manakala aku sering menyanyi mengikuti lagu yang kudengar di radio dan tanpa sungkan anakku langsung berkomentar “ bunda yang diradio sudah bisa menyanyi jadi bunda gak usah ikut nyanyi “ Saat mendengar itu aku hanya tersenyum kecut. Polos tapi dalam. Dan seperti itulah cerita pengalaman selama 20 hari menyenangkan meskipun menemui beberapa hal yang menurutku seharusnya tak harus dilakukan dengan rasa khawatir yang berlebihan . Kebetulan aku penganut paham dan pemikiran semua akan berlalu. Jadi yang hari ini menjadi momok menakutkan pada saatnya akan berganti menjadi cerita lucu dan menyenangkan karena merupakan kenangan hidup di masa depan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar