Menjelang
penampilan siswa-siswaku untuk pementasan sosiodrama. Setiap bertemu salah satu
dari mereka selalu kutanyakan , gimana latihannya udah mantap? Poster udah jadi
belum? Kostumnya gimana? Music director udah mikirin untuk effectnya? Suara
pemain udah direkam ? Dan berbagi hal selalu kutanyakan sambil sedikit memberi
saran dan masukan untuk memastikan kesiapan mereka menjelang tampil menjadi
akris dan actor sekolahan .Tampil gak sekedar tampil untuk mendapatkan “ nilai
“ yang utama aku tekankan saat tampil jelek yang malu bukan hanya diri sendiri
si pemain tapi juga mempermalukan kelas.Semua ingin memberikan yang terbaik
dengan ide dan gagasannya.Walau dalam prosesnya seringkali terjadi kegaduhan .
Entah mereka harus bersitegang dengan sesama mereka , marah , teriak , mengeluh
, hopeless. Seperti yang terjadi di salah satu kelas yang kubimbing, mulai dari
pembuatan scenario ada saja yang harus meneteskan air mata karena begitu
jengkelnya temen-temennya banyak maunya tapi gak mau diatur . Dan biasanya yang
mengeluh tak lain dan tak bukan pastilah sang sutradaranya . Mereka yang
menyepakati untuk memilih salah satu rekannya menjadi sutradara tetapi mereka
juga yang membangkang dengan tak menuruti perintah dan arahan si sutradara. Kalo
syair lagu dangdutnya ‘ kau yang berjanji
, kau yang mengikari ‘
Belum lagi
cerita seru yang lain, yang minta saran mengenai property yang harus mereka
persiapkan . Memamerkan kostum yang harus memakai jas sambil muter-muter di
depan kaca , “keren gak bu saya pakai kostum gini” dengan wajah sumringah . Bergaya
ala Bung Tomo dengan memakai kacamata hitam sambil pidato dengan penuh semangat
lantas dikomentari oleh temannya , lu bukan kayak bung Tomo tapi kayak tukang
krupuk, sambil temannya berteriak ‘krupuk, krupuk….( Tukang krupuk yang biasa
lewat depan sekolah yang kebetulan tuna netra).Narsis dan foto-foto sambil
berdandan ala noni Belanda atau penyihir jahat untuk untuk keperluan poster .
Bahkan ada juga yang tampak sangat grogi berlatih menjadi MC di depan cermin di
ruangan kerjaku sambil diamati oleh aku dan rekan kerjaku untuk memberi
semangat dan kepercayaan pada dirinya .
Dan melihat
kesungguhan mereka untuk mempersiapkan proyek akhir semester yang di bungkus
dengan bingkai marah kesal dan lucu , boleh juga dong aku sedikit tersenyum dan
mengatakan pada diriku sendiri sukses
aku membuat stress siswaku untuk memberi penampilan terbaiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar