Sabtu, 02 Februari 2013

Berempati dengan sesama

Judul materi yang kuberikan pada siswaku di minggu terakhir bulan Januari 2013 adalah tentang berempati dengan sesama. Biasanya aku memberikannya di moment hari kasih sayang ,tapi tak apalah dimajukan karena situasinya tak memungkinkan dan sepertinya juga cocok kok dengan situasi Jakarta yang masih berbenah karena musibah banjir.
Dari materi ini banyak hal yang bisa dipetik hikmahnya semoga dengan waktu tak lebih dari 3 jam pelajaran siswaku yang menerima materi ini dapat merasakan penderitaan yang dialami di lingkungannya. Dengan peran yang berbeda yang mereka dapatkan , aku meminta mereka merenung dan masuk dalam peran . Rasakan apa yang dialami oleh peran yang kurang beruntung secara fisik, ekonomi , dan kasih sayang .
Yang sedikit membuat surprise saat mereka mengungkapkan argumen tentang rasa bersyukur mereka walau mendapat peran yang kurang beruntung secara fisik paling tidak saya tak menjadi orang yang selalu dituduh. Atau pernyataan mereka ketika mengungkapkan lebih baik saya hidup dalam keluarga yang sederhana tapi mendapat kasih sayang besar. Saat kutawarkan untuk bertukar peran dengan temannya yang jadi anak tunggal dan berkecukupan materi tapi tak pernah bisa ketemu dengan orang tuanya . Dengan tegas mereka menjawab tidak bu , saya mensyukuri keadaan saya. Ada lagi yang menarik dengan peran sebagai anak panti asuhan yang tak tau asal usulnya. Tak terucap ungkapan dendam dengan yang dilakukan orang tuanya yang meninggalkan dirinya, paling tidak saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup didunia ini, begitu ungkapan dari salah satu siswaku yang mendapat peran itu. LUAR BIASA......
Jadi banyak belajar dari ungkapan dan argumen posistif mereka tentang kehidupan dan menjalani kehidupan. Dan ingat dengan tulisan yang pernah aku posting di note FB tentang Hidup adalah Belajar :

Pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia untuk saling belajar

Belajar tentang kehidupan

Si kaya belajar untuk menjadi individu yang mau berbagi,

Si miskin belajar dari kehidupan si kaya tentang keuletannya sehingga berhasil

Si cantik dan ganteng belajar tentang menghargai dan mensyukuri ciptaan Allah

Si jelek belajar untuk mengembangkan rasa percaya dirinya bahwa setiap manusia

memiliki potensi untuk dikembangkan

Si pintar belajar untuk menjadi arif dan bijaksana akan ilmunya

Si bodoh belajar untuk menjadi individu yang berpikir positif

bahwa kepintaran seseorang tidak hanya terletak dalam satu bidang yang sama

Si tua belajar untuk menjadi bijaksana menjalani kehidupan

Dan si muda belajar dari si tua untuk menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik

agar nantinya dapat menjadi orang dewasa yang bijaksana

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk kita semua.Lebih menyadari untuk mensyukuri yang Allah berikan pada kita juga berbagi dengan sesama di lingkungan kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar