Sabtu, 16 Maret 2013

Pembisik dan yang dibisik

Tak usahlah dibesar-besarkan banyak yang masih harus dipikirkan dan diselesaikan dengan baik . Hanya saja terkadang pembisik jauh lebih giat bekerja bekerja untuk membuat suasana menjadi hangat membara.Padahal yang dibisik tak selalu menanggapi dengan antusias . Hanya tugas pembisik yang sangat giat membuat yang dibisik gerah dan mengungkapkan dalam intonasi formal dan berapi-api . Wah...wah...wah sementara yang dibisik ironisnya tak mengerti yang apa yang dibicarakan tapi langsung bersuara menyatakan pendapat harus satu kata . Pembisik dan yang dibisik punya kepentingan masing-masing . Kepentingan pembisik adalah menghangatkan suasana kalo gak mau disebut pengacau ( memancing di air keruh ) Dan untuk yang dibisik tergantung suasana hatinya kali ya. Ketika informasi yang didapat merugikan dirinya sikap yang ditunjukkan adalah nyindir , marah atau memusuhi. Dan saat informasi yang diterima menyenangkan perilaku standar yang ditunjukkan adalah ramah, memuji pokoknya yang baik-baiklah . Kodratinya mahluk ciptaan Tuhan ini ingin selalu yang baik-baik dan menyenangkan dirinya . Kalau begitu kenapa tak pake istilah kalau dicubit sakit jangan nyubit dong . Yang parahnya lagi saat yang dibisik dengan pedenya menyampaikan informasi yang bawa-bawa lembaga " kebocoran soal ternyata kunci jawaban ada di internet ", waduh segagabah itukah pihak dinas pendidikan membocorkan rahasia negara . Itu karena apa yang dibisik berani berkata seperti itu ? karena kerja pembisik tadi .....sambil geleng kepala . Yang dibisik tak menyadari kelalaian saat berbicara bisa berdampak menjerumuskan dirinya sendiri.Beranggapan posisi yan dibisik kuat jadi sah-sah saja untuk berbicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar