Jumat, 11 April 2014

Di tampar untuk intropeksi

Sessi konsultasi yang dimanfaatkan orang tua untuk bertemu dengan ku sebagai konselor sekolah saat pembagian rapot tengah semester . Membuatku juga belajar banyak hal . Dari pola asuh orang tua yang diterapkan di rumah . Konsistensi orang tua dalam mengajarkan tanggung jawab . Komunikasi dan keteladanan orang tua terhadap anaknya . Juga kebiasaan yang dilakukan sang anak ketika di rumah . Menjadi sumber data yang sangat berarti . Sedikit menyesal ketika orang tua menyampaikan keluhan atas saran yang disampaikan oleh wali kelas dan beberapa rekan guru untuk memindahkan sang anak yang dianggap tak bisa mengikuti peraturan di sekolah . Standar kkm yang tinggi sehingga tak mampu dicapai membuat frustasi banyak pihak . Siswa orang tua juga guru . 
Sistem pendidikan yang hanya menilai keberhasilan siswa dari angka-angka kognitif sangat tak manusiawi dan membuat jurang pemisah antara siswa pintar ilmu eksakta denga siswa yang jago kinestetik . Hidup begitu menjemukan tanpa ada warna lain yang menggairahkan . 
Yang menarik dari dialog antara aku dan orang tua adalah ketika orang tuan menyampaikan kesulitan menggali kemampuan buah hatinya yang agak "malas " . 
Sebagai konselor aku sampaikan hasil pengamatanku . Dan ketika saran kuberikan pada pihak orang tua untuk mencoba memeriksakan buah hatinya kepada lembaga psikologi yang terpercaya . Jawaban dari orang tua cukup membuatku merenung juga . " Bukan saya tak percaya dengan psikolog bu ninik . Tapi psikolog kan baru kenal dengan anak saya . Dan saya lebih percaya dengan bu ninik sebagai guru BKnya yang kenal dan tahu keseharian anak saya . Tersanjung sekalian tertampar juga .
 Ya inilah saatnya discovery ability kepada siswaku yangs sedikit "malas " itu . Kusampaikan oke pak , ini PR saya . Tapi saya gak bisa kerja sendiri saya butuh informasi dan dukungan dari orang tua untuk konsisten dengan tujuannya. Meski aku yakinkan juga ini bukan kerja mudah . Mungkin tidak saat ini kita melihat perubahan perilakunya tapi jangan pernah bosan untuk berbuat positif agar bisa memetik hasil yang manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar