Rabu, 31 Mei 2017

Adidas 7.5








 Kelas 75, ya mungkin adalah kelas yang paling terkenal di sekolah kita,murid-murid maupun guru-guru pasti mengenal kita.kelas yang terkenal dengan anak-anak yang luar biasa kelakuannya, guru-guru pun sampai mengeluh mengajar kita hehehe.Kita adalah kelas yang terdiri dari 36 murid, tapi ketika semester 2 ada satu murid yang pindah sekolah.
   Pertama kali masuk sekolah ketika MPLS kita belum mengenal satu sama lain,yaa paling ketika bertemu kita hanya saling menyapa atau tersenyu, ketika MPLS kita sama sekali belum mengetahui wajah wali kelas kami,kami hanya mengetahui kalau wali kelas kita bernama Bu Marhamidas atau Bu midas.
     Seiring berjalannya waktu kita pun sudah saling kenal,bercanda tawa bersama dan bermain bersama.tapi kesini-sini pun kita punya beberapa  masalah, yaa seperti anak anak yang berisik ketika sedang belajar,anak anak yang nakal, tidak mengerjakan tugas.Banyak sekali guru-guru yang sering memarahi kita, mungkin hampir semua.
   Tapi kita pun berusaha memperbaiki masalah kita, walaupun kalian menganggap kita belum berubah maaf, karena kita telah berusaha.Walaupun kita terkenal sebagai kelas yang fenomenal,menurut kita 75 adalah kelas yang mempunyai rasa kerja sama yang tinggi, seperti lomba tarik tambang kita bisa mengalahkan beberapa kelas sampai ke babak final, clasmeet lomba futsal kita pun berhasil ke babak final hingga anak laki-laki mendapat juara 1
  Hari pun cepat sekali berlalu, semakin lama kita pun semakin nyaman dengan kelas ini, meski katanya kelas 8 kita akan di rolling.Mau apa yang dibuat kita tidak bisa berkehendak, karena kita hanyalah seorang murid,yang menentukan bukanlah kami, tapi kami sangat berharap sekali ketika kelas 8 kita masih bersama-sama.
  Banyak sekali momen dan cerita-cerita yang telah kita ukir bersama-sama, saya berharap ketika kita tidak bersama lagi walaupun satu sekolah kalian masih sering menyapa ataupun bercanda bersama, mungkin ada beberapa diantara kita yang tidak berani menyapa karena malu, tapi saya berharap kalian tidak begitu,tetaplah menjadi anak anak Adidas 75 yang saya kenal.
  Waktu untuk bersama pun tinggal sebentar lagi, setiap pertemuan pasti ada perpisahan.Itu yang akan kita hadapi sekarang.Jangan pernah lupakan sahabatmu ketika sahabat barumu datang kepadamu, karena semua sahabatmu baik yang lama ataupun yang baru adalah KELUARGAmu-adidas 75



Senin, 29 Mei 2017

Ketupat ....7.4





Kami kelas 74. Kelas yang paling sering di banding-bandingkan dengan kelas lain karena kebandelannya. Kami mungkin memang jelek di mata beberapa orang, mungkin mereka hanya menganggap kami semua sebagai kelas tak berguna, tapi di balik itu semua, terdapat kesolidaritas dari anak-anaknya.

Awalnya, ketika kami baru berkenalan ketika masa mpls, pasti ada sedikit rasa tidak nyaman. Huh, sekolah baru, teman baru juga. Bagaimanapun juga teman baru di smp berbeda dengan teman lama di sd, kan? Saat itu sedikit dari kami mengenal beberapa orang, dan banyak dari kami tidak mengenal siapapun ketika itu. Rasanya aneh saat kau sudah berada di satu sekolah selama enam tahun, tiba-tiba harus beradaptasi di lingkungan sekolah baru. 

Belum lagi dengan guru-guru. Dulu saat sd, kami hanya diajar dengan sedikit guru, paling banyak yang mengajar wali kelas. Dan ketika smp, kami diajar oleh guru yang berbeda tiap pelajarannya. Kami perlu beradaptasi lagi dengan cara mengajar tiap guru-guru. Jujur saja, bagi beberapa dari kami, itu berat. Karena kami tidak hanya perlu beradaptasi dengan tempat baru saja, tapi dengan teman juga guru baru. 

Kehidupan semasa kami sd juga tidak seribet sekarang. Maksudnya, saat sd dulu, kami tidak perlu memikirkan bagaimana tanggapan orang lain ketika melakukan sesuatu. Tapi sekarang sudah berbeda. Orang-orang bisa saja mengomentari sikap kita, seperti yang hampir seluruh siswa baru smp dapatkan, yaitu omongan kakak kelas. Tidak semua kakak kelas bisa langsung menerima diri kita. Kita semua punya aturan dalam melakukan segala sesuatu. 

Saat baru merasakan masa-masa smp, sejujurnya bagi kami terasa berat. Pelajaran yang baru, pergaulan yang berbeda dan peraturan baru juga. Kadang, kami masih tidak paham dengan cara pengajaran beberapa guru. Mereka mengajar dengan cara yang berbeda, dan pengajaran mereka seperti tak di sesuaikan dengan masing-masing kami.

Dan semakin berlalunya hari demi hari, pertengkaran semakin sering terjadi. Kami sadar jika kelas ini memang tidak harmonis, tapi bukankah di hubungan kakak dan adik saja bisa bertengkar? Kita bisa saja 'kan bertengkar dengan sahabat yang telah berteman dengan kita bertahun-tahun lamanya? Nothing impossible, everything could happen. Meski banyak pelajaran yang telah kami ambil, tapi tidak memungkinkan untuk kembali tidak ada tengkaran, kan? Terkadang bahkan rasanya terlalu hambar jika tidak ada suatu cobaan, akan membosankan juga jika kita tidak bertengkar.

Meskipun, ada beberapa yang terlihat dekat dan ada pula yang tidak, kami masih memiliki solidaritas. Banyak kenangan yang telah kami lalui. Orang memandang kami sebelah mata. Orang sering membicarakan kami dengan niatan merendahkan. Tapi mereka sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang kami. They don't know about us. Ya walau kami memang terkenal jelek, buruk dan brengsek (kata beberapa guru), tapi tidak memperkecil fakta bahwa kami menyayangi satu sama lain. Dan jika mereka menjadi salah satu diantara kami, pasti mereka tahu keseruan apa yang telah kita jalani. Meski tidak sekeren kelas lain, tapi kami rasa kami cukup kompak.

Terserah apa kata mereka, kami juga tidak peduli. Toh, rasanya mustahil jika tidak ada orang yang bakal mencemooh sesuatu hal. Manusia pernah melakukan kesalahan, dan dilahirkan bukan untuk menjadi sempurna. Kami memiliki kekurangan. Tapi walau begitu, tidak membuat kami jadi minder. Orang-orang hanya akan membicarakan keburukan kami, jadi hanya kami sendiri yang akan tahu apa sebenarnya kenyataan dan apa yang sebenarnya bukan fakta tentang kami.

Namun, kami juga tidak enak hati dengan Pak Saring. Tentu jika muridnya jelek, past
i gurunya dianggap jelek juga. Padahal Pak Saring selalu mengajarkan hal baik pada kami, tapi karena memang dasarnya kami sedikit bandel, jadi beginilah. Intinya meski banyak cobaan yang menghadang kami semua, kami tetap mencoba untuk bersatu. Semua yang sudah berlalu biarlah berlalu. 
Dan memang beginilah " KETUPAT"



Minggu, 28 Mei 2017

Savarentz 77









 Kami dari Savarentz 77 ingin menceritakan pengalaman kita saat kita dari awal sampai akhir dikelas 77 ini.
Pada saat MPLS kami belum saling mengenal satu sama lain,bahkan nama namanya kami tidak hafal wkwk. Saat sudah beberapa hari kami mulai akrab dan mulai bercanda bersama. Saat sudah mulai akrab kami mulai menjadi orang gila bersama wkwk, kalo menurut gue kelas ini ada berbagai macam murid yang unik unik. Ada yang caper,pinter,aktif,sering ketawa sendiri,suka mendengar musik,baperan,Dan lain lain hehe.
Hal yang kami sukai adalah saat berdebat tentang pelajaran haha itu sangat menyenangkan. Disitu kami saling teriak teriak untuk mengeluarkan suara kami,apalagi saat berdebat tentang Rokok dalam pelajaran BK. Menurut kami itu adalah pengalaman yang menyenangkan.
Kelas kami suka sekali melakukan hal hal yang gila. Saat pelajaran SBK kami disuruh melukis diatas talenan,tetapi kami malah melukis tangan salah satu teman kami. Terkadang ketika kami bosan,kami melakukan permainan didalam kelas. Tiada hari dikelas kami tanpa bergosip haha khususnya anak perempuan, kebanyakan anak laki laki kelas kami selalu membuat lelucon yang membuat kelas 77 ini ramai.
Beragam guru yang kami temui dikelas ini. Hampir lengkap sudah keluarga kami dikelas ini. Terima kasih ya sudah mengajar kelas 77 dengan sabar.
Teman teman semuanya jangan pernah lupakan kenangan kita bersama ya, sudah lama sekali kita bersama  dan melewati suka,senang dan duka bersama. Terlalu banyak kenangan yang kita alami bersama dan tidak bisa dituliskan disini. Sukses selalu untuk SAVARENTZ  jangan lupakan semua kenangan yang kita jalani bersama .

Tak kenal Maka Tak sayang. Sudah kenal jadi orang gila.
Kata kata itu muncul oleh salah satu murid kelas kami dan sepertinya kata kata itu benar benar cocok untuk kami
 

Minggu, 21 Mei 2017

Cerita Siswa ku " Panik "

 
 
Terkadang aku berfikir kenapa tuhan menyatukan kita? Kita yang tadinya sama sekali tidak saling kenal dan sekarang kita menjadi sebuah keluarga yang hebat. Saling melengkapi satu sama lain. Ah... sungguh lengkap panik ku. Aku akan sedikit cerita tentang bagaimana kisah kita.

Ketika panggilan nama yang di serukan oleh salah satu guru pada saat pembagian kelas, kami yang tidak saling kenal itu mulai berbaris dengan barisan sesuai kelas kami. Kami hanya segelintiran bocah ingusan yang saat itu memasuki sekolah baru sekaligus sekolah dengan beribu kisah. Di hari itu kami mulai melakukan serangkaian kegiatan. Mulai dari ngatain orang, bercerita diri, dan bersenang ria. Aku  senang dengan kelas ini. Kelas yang menjadi kebanggaan kami selama ini.

Pada minggu pertama, kami hanya belajar tanpa tahu siapa wali kelas kami. Hanya terdengar sayup-sayup yang menyatakan bahwa "nama wali kelas kita bu ninik deh kayanya". Bu ninik? Siapa dia? Guru apa dia? Bagaimana sifat dia? Baik? Jahat? Galak???? Beribu pertanyaan muncul di benak ku. Karna hanya namanya yang terdengar di telingaku. Dan sampai suatu saat ada satu guru yang berbicara di depan pintu "kalian kelas tujuh satu ya?" "iya bu" "nanti ya wali kelasnya coming soon" Semakin penasaran dengan guru yang bernama 'bu ninik' itu dan siapa guru itu? Apa dia bu ninik? Daaan perkiraan ku benar. Dia adalah bu ninik. Guru hebat yang menjadi pembimbing kami. Guru hebat yang sabar dengan murid2 yang nakal. Semua senang kepadanya, semua bangga kepadanya. Terkadang kami berselisih dengan bu ninik. Kami membuatnya sebal (kalo kata anak sekarang mah baper). Pernah sekali bu ninik meninggalkan kelas saat sedang mengajar. Dan pernah kami merencanakan sesuatu dengan membuatnya sebal dan merencanakan kejutan. Suatu saat kami akan rindu suasana itu. 

Sudah semakin lengkap keluarga kami. Dan gw sendiri udah tau sifat dan watak temen2 lain. Terkadang kesal dengan yang suka nge 'gosip'. Terkadang bangga dengan prestasi kelas kami. Asal kalian tau, di kelas kami seringkali berdebat, Seringkali ribut sana sini, musuhan pun masih lestari di sini. Entah apa dan entah kenapa musuhan seringkali ada di kelas kami. Terutama anak cewek. Bahkan tak ada hari tanpa adanya sindir2an. Itu lah kelas kami. PANIK!
Kami akan menjadi besar. Jangan lupakan kami, bu. 
 
 

Sabtu, 13 Mei 2017

Sekolah dan PR

Tergelitik untuk mencari tau definisi manfaat dari pekerjaan rumah yang biasa diberikan guru kepada siswanya di sekolah. Saat membaca status di media sosial yang di tulis oleh salah seorang siswaku
  " Gak ada kata benci untuk sekolah . Yang kubenci cuma PR yang banyak , yang gak bisa merubah banyak anak bangsa . Ambil contoh dari negara yang sistem pendidikannya maju tanpa pr ". 
Coba direnugkan ungkapan status tersebut . Hal itu adalah ungkapan terdalam dari siswa yang mempertanyakan apa sih manfaat dari diberikan pr . Atau haruskah pr dibuat dalam bentuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku cetak ? 
Ketika tujuan dari diadakan pekerjaan rumah adalah untuk mengajarkan siswa bertanggung jawab dan mampu mengatur waktu dengan baik . Lantas bagaimana dengan pemberian pr yang sedemikian banyaknya menguras waktu yang lain yang bisa juga dilakukan untuk belajar.
Sempat juga iseng memberi komentar  dari status yang ditulis dengan menyampaikan jawaban , " itu bukti bahwa kamu memang pelajar gitu jawaban dari yang ngasih pr...hehe...#piss. tulisku.
Dengan pemahaman yang selalu beredar pelajar tugasnya adalah belajar. Kalo udah gak belajar lagi berarti sudah bukan pelajar.Sedemikian sempit kah makna dari belajar?
Padahal belajar bukan hanya ketika jadi pelajar dan duduk di bangku sekolah saja.
Setiap kehidupan yang dijalani oleh seseorang adalah proses belajar untuk menjadi lebih baik.
Memaknai setiap kejadian yang terjadi.
Dan jawaban dari komentar yang kuberikan dari status itu adalah " Pr dari ibu mah seru gak monoton , nah pr dari guru yang lain bu udah banyak tapi ngebosenin.
Mencoba merenungkan jawaban yang diberikan.
Pada dasarnya sebagai pelajar mereka meyakini pr berguna hanya berikan tantangan yang tepat sesuai usia perkembangan mereka.
Modifikasi pr dengan kenyataan hidup yang akan mereka hadapi sehingga pelajar tak bosan dan merasa inilah problem masa depan yang harus ditaklukkan.
Dan sampaikan kepada siswa tentang manfaat nyata dari mereka mengerjakan pr tersebut. Karena tak selalu pelajar hanya mencari nilai akademis. Kemampuan pelajar berpikir kritis dengan mempertanyakan  apa manfaatnya aku mengerjakan pr harus tetap jadi pertimbangan bagi yang memberi pr.

Guru kencing berdiri murid kencing berlari ..

Pepatah yang berbunyi guru kencing berdiri murid kencing berlari mungkin tak akan pernah usang di telan zaman . Mengandung makna yang dalam untuk direnungakan bahwa guru bagaimana pun tindak tanduknya akan tetap menjadi pengamatan dalam berprilaku.. 
Walau secara kebiasaan remaja kekinian mulai jarang menggunakan pepatah dalam ungkapan lisan maupun tertulis. 
Berkaitan dengan pepatah tersebut menurutku ada kejadian lucu dan tak pantas dicontoh sering terjadi disekitarku dianggap hal yang wajar. 
Di jam pelajaran terakhir kegiatan belajar mengajar ketika aku baru saja menyelasaikan santap siangku dan hendak mencuci tangan berpapasan dengan seorang rekan yang sudah turun dari kelas yang diajar sambil memarahi siswa yang mengikutinya dari belakang ," kok kamu sudah turun kan belum bel ?" . Aku cuma terbengong mendengar hardikkan rekan tersebut ke beberapa siswa yang mengikutinya. 
Buru-buru jiwa detektif ku bekerja dan melihat jadwal pelajaran melihat jam dan mengingat siswa tersebut dari kelas berapa . OMG ...menirukan ungkapan abg . Rekan tersebut masih memiliki waktu di kelas sekitar 15 menit dan dia meninggalkan kelas sebelum waktu berakhir plus memarahi siswanya pula. 
Adegan tak layak ditiru menurutku ...Hingga terlintas pepatah Guru kencing berdiri murid kencing berlari . Bukan berarti setelah menjadi guru tak lepas dari pengamatan dan penilaian kan ? Pengamatan dan penilaian negatif yang tak tertulis yang nantinya bisa dicontoh oleh remaja yang akan membahayakan tumbuh kembang mereka.