Membimbing di
satu kelas yang pasif dan sedikit tak perduli benar-benar membuat diriku mati
gaya . Jadi teringat sekitar 5 tahun yang lalu pernah juga mengalami masa
seperti ini. Berbagai metode coba digunakan tapi tetap saja pasif. Hingga membuatku
sebagai guru pembimbingnya kewalahan dan mati gaya. Dan apabila mengalami
keadaan seperti ini mulailah dihinggapi rasa malas masuk ke kelas tersebut. Ada
perasaan bersalah sebenarnya tak mendekati mereka secara emosional
memperlakukan mereka sama seperti objek tak bergerak yang seakan-akan tak
memiliki hati yang akan bergetar ketika mendapat sentuhan. Tetapi hal itu pun
sudah kulakukan mendekati,menyapa,menggapai hatinya. Dan tak jua terketuk
hingga hari kemarin aku mengajar.Bahkan membuat emosiku terpancing juga dan
terloncatlah kata yang tak pantas.Andai tak bisa bekerja sama saya yang mundur
karena saya merasa gagal.Dan hubungan kita hanya sebatas guru dan murid saya
tak mau memiliki hubungan emosional berlebihan . Oh Tuhan ….tak sepatutnya aku berkata
begitu. Aku masih manusia biasa ternyata. Ingin membenahi diri dengan cara
bertanya apa keinginan mereka dan membuang jauh-jauh prasangka tentang prilaku
mereka yang sudah mendapat cap tertentu. Ternyata akhirnya terpancing juga
untuk memberi cap karena mereka yang menjaga jarak dan membuat batas. Tak ingin
dibantu segala permasalahan yang dihadapi padahal semua rekan telah memberi cap
sebagai kelas yang menyebalkan. Sebelumnya seminggu yang lalu telah membuat
suatu kegiatan membuka ajang untuk curhat dengan harapan tergali keinginan
mereka.Ternyata minggu setelah ajang curhat tersebut tak juga ada perubahan
sikap. Walau aku paham betul perubahan perilaku tak semudah membalikkan telapak
tangan . Dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk dapat menikmati hasilnya. Tapi
entahlah di hari kemaren aku mengajar di kelas tersebut rasa kesal bercampur
aduk manakala melihat sikap mereka yang sama sekali tak antusias dan cendurung
tak perduli ketika sedang dibahas permasalahan yang dihadapi oleh kelas.
Tak mampu melanjutkan
Menjelang akhir
Semakin terasa
Tak semudah
membayangkan
Awalnya berpikir
mampu mengerahkan segala daya
Membuang semua
prasangka
Berpikir positif
untuk kebaikan
Ternyata tak
gampang untuk saling memahami
Untuk saling
mengerti
Masing-masing menganggap
ego sendiri yang baik
Lelah tak
dihargai, capek
Hingga terucap
tak ingin punya ikatan emosional
Kuselesaikan
hingga akhir semester…selanjutnya aku tak ingin bekerja sama.
( Sedikit ....sensitif)
Maju terus pantang mundur .... itulah semboyan pejuang
BalasHapus