Sabtu, 23 Februari 2013

Berbahasa Indonesia

Tulisan ini tidak seserius judulnya. Sekedar ingin menumpahkan kegelisahan hati tentang bahasa Indonesia . Kok sepertinya bahasa Indonesia begitu tersingkirkan di negaranya sendiri. Banyak cerita tentang keberadaan bahasa Indonesia yang dipergunakan secara malu-malu bahkan penuh ketakutan dalam lingkungan sekolah di negara tercinta ini. Bukan hanya 1 contoh tapi banyak cerita.
Tentang keberadaan bahasa Indonesia yang dipakai di salah satu lembaga pendidikan . Di salah satu sekolah yang pernah kukunjungi dalam rangka mencari sekolah lanjut untuk putriku , aku bertanya pada pihak sekolah tentang program di sekolah itu . Dengan bangga mereka mengatakan sekolah kami memakai program internasional . Waktu itu aku manggut-manggut karena berpikir yang dimaksud program internasional adalah menganut kurikulum ganda . Kurikulum dari dinas pendidikan dan kurikulum dari salah satu negara yang memiliki hubungan kerjasama. Belakangan hari kudengar dari tetangga yang menyekolahkan anaknya di sekolah itu , demi mendukung sistem pendidikan "internasonal " mereka menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar dan aku berpikir hanya saat tatap muka dalam belajar ternyata lebih dari itu .Untuk mendukung program sekolah yang go internasional para siswanya harus dan wajib memakai bahasa Inggris saat jam istirahat dan bergaul dengan temannya selama berada di lingkungan sekolah . Dan yang terjadi jadi lucu dan miris menurutku , siswa-siswanya ngumpet di kamar mandi kalo mo ngobrol menggunakan bahasa Indonesia dengan temannya . Apabila ketauan dengan para guru alamat mendapat hukuman ....Wah ngeri ya mo berbahasa Indonesia di negara sendiri aja dilarang dan dihukum . Cerita lain lagi dengan bahasa Indonesia adalah di lembagaku yang mo mengarah ke " internasional " sehingga menterjemahkannya dalam kegiatan upacara bendera dengan memakai bahasa Inggris . Padahal tujuan diadakan upacara kan supaya memupuk rasa nasionalisme , menghargai jasa para pahlawan . Lah kalo kemudian dengan menggunakan bahasa Inggris dimana letak nasioanlismenya . Apalagi dengan pake bahasa Inggris yang kata siswaku ' gak ngerti bu'. sambi tepok jidat nih . 
Jadi merenungi nasib para guru bahasa Indonesia di kemudian hari , apalagi sempat terucap dari para petingi di lembagaku bahwa bahasa Indonesia itu mudah sehinggga tak perlulah menambah jam tatap muka /minggu . Ironisnya dianggap mudah tapi tak pernah ada siswa yang mendapat nilai sempurna untuk pelajaran bahasa Indonesia ketika ujian nasional . 
Padahal berdasarkan pengalaman saaat mengajar , ketika di berikan tugas dan harus memberi jawaban baik secara lisan / tulisan  dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar terdengar keluhan mereka ( para siswaku ) "susah banget bu " . So masih menganggap dan menyepelekan bahasa Indonesia demi mencapai predikat internasional? 
Tak kasihan kah dengan para pemuda yang berikrar pada saat sumpah pemuda ,
Bertanah air satu Tanah air Indonesia 
Berbahasa satu Bahasa Indonesia 
dan Berbangsa satu bangsa Indonesia

2 komentar:

  1. sebenarnya lembaga pendidikan itu terinspirasi oleh pola/sistem pendidikan pesantren, kalo dipesantren terkenal di luar Jakarta, mereka menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar antar sesama rekan atau guru/ustadz sudah lebih dari 20 tahun lalu ... kalo pesantren lulusannya menuju Universitas di Timur tengah, kalo di lembaga pendidikan umum lulusannya menuju negara2 barat yg pakai bahasa Inggris ... hidup sekolah pesantren ..... jadi santai aja, kalo mo lanjutin sekolah keluar negeri di Eropa, Amerika dll, ya pilih sekolah harus pake bahasa Inggris .... kalo mo lanjutin sekolah di Timur Tengah, ya pilih pesantren ... Tp kalo mo lanjutin sekolah di Indoensia doank ya pilih sekolah yg pake bahasa Indonesia .... hehehehe gitu aja kok repot

    BalasHapus
  2. gak repot pak ...hanya miris aja ...sudah kah kita berbahasa Indonesia yang baik ....????

    BalasHapus