Sabtu, 23 Maret 2013

Hidupku untuk mereka

Terasa sesak dan membara bahkan hingga kini masih terasa ketika terlontar ungkapan " angkatan maling" . Tak terima dengan ungkapan tersebut. Menjelang di akhir saat kebersamaan hampir genap 3 tahun. Merajut asa , saling mengenal dan memahami . Tak menutup mata dan melupakan memory pernah terjadi gesekan. Wajarnya proses kehidupan yang selalu belajar beradaptasi dan menyesuaikan diri . Tertampar dan menangis tanpa suara dianggap mengada-ada dengan pernyataan " angkatan maling " . Tak bolehkah aku mempunyai rasa sayang dan menganggap mereka berarti . Aku tak pungkiri dalam satu pohon tak semua buahnya akan manis karena mungkin dalam proses tumbuh dan berkembangnya banyak gangguan yang menghampiri hama, serangga , cuaca turut andil mempengaruhi proses pembuahan .Begitu juga dengan anak didikku , lingkungan berpengaruh besar terhadap proses tumbuh proses tumbuh dan berkembangnya menjadi manusia dewasa. 
Dan sekarang dijauhkan dari mereka karena dianggap tak mampu dan membebani . Begitu burukkah kinerjaku karena menyeurakan tentang kegundahanku untuk sebutan " angkatan maling " tersebut. Tak berusaha mencari tahu mengapa kuungkap gundahku pada dunia . Vonis dijatuhkan aku disalahkan . Ketika aku bereaksi dan kuungkap alasan mengapa aku bereaksi dan menjerit pada dunia . Pernyataan yang terungkap mengertilah tentang keadaan masa lalunya yang " pernah " tak menyenangkan ( stres ) . Lalu mengapa aku tak bisa dimengerti oleh para pengambil kebijakan ? Dipaksa paham untuk yang pernah stres tapi santai membuat orang baru ikutan stres dengan sikap , perilaku dan pernyataannya . 
Berlebihankah ketika aku merasa dihukum dan dijauhi dari siswaku?
Hidupku untuk mereka ...
Kupertaruhkan diriku untuk siswaku ,
kucari berbagai materi untuk mengembangkan diri  mereka ...
Kini aku dipaksa patuh untuk jauh dari mereka.....

5 komentar:

  1. ssubhanallah bunda tulisan luar biasa, , semoga selalu banyak menginsfirasi dan mencerdaskan anak didik kita salam dari guru asyik menyenangkan...kang Deden

    BalasHapus
  2. alhamdulillah makasih kang deden , saya juga sudah berkunjung ke guru asyik....seru lo ingat semangat yang dibakar pak Is, pak Hari dan pak Munif

    BalasHapus