Senin, 17 Februari 2014

Kurikulum bikin ngeri



Kuliah GA di bulan kedua mempreteli tentang kurikulum . Dan selalu keluar kalimat istigfar dari teman-temanku ketika suhu “ Gurunya Manusia “ Pak Munif Chatib membahas secara gamblang tentang desain kurikulum yang ideal . Sewaktu pak Munif dalam penjelasannya menjabarkan tentang kurikulum selain yang dilakukan seperti teman-temanku yang beristigfar merenung semoga sih gak frustasi ya pak .
Banyak banget yang harus dibenahi apabila ingin mencapai kesempurnaan . Merenung ketika menjawab frasa yang berkaitan dengan penerapan kurikulum di sekolah . Bukan berarti semua frasa haru dijawab dengan istigfar berkepanjangan .
Masih ada kok yang sudah dilakukan walau tak mengikuti standar baku yang humanis . Walau kenyataan yang akhirnya hampir frustasi adalah ketika disain kurikulum yang kubuat tak selalu diapresiasi baik oleh lembagaku . Yang penting ada sret tanda tangan dibubuhkan walau itu merupakan RPP turun temurun .
Dan hal lain yang membanggakan adalah akupun sudah melakukan beberapa hal . Materi / tema disusun berdasarkan observasi kondisi siswa . Sebagai pembimbing di sekolah yang biasa kulakukan adalah menyebar angket kebutuhan siswa . Berbarengan dengan silaturahmi dengan orang tua untuk menggali informasi tentang kebutuhan siswa. . Tapi apakah hal tersebut jadi pertimbangan ? Tidak kurikulum baku lah yang tetap dijalankan . Perdulikah dengan kebutuhan siswa? Yang penting lulus 100%. Walau kelulusan yang aku tak tau bagaimana prosesnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar