Kamis, 16 Oktober 2014

Krisis Kepemimpinan

Masih rutin dilakukan di lembaga pendidikan negeri untuk melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin pagi . Dengan tujuan untuk mengembangkan sikap nasionalis di kalangan generasi muda (katanya walau diisi dengan penggunaan bahasa Inggris) Karena dalam kegiatan upacara bendera terdapat susunan acara yaitu : mengibarkan bendera Merah -Putih disertai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya , mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjasa memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, pembacaan teks Pancasila dilanjutkan pembacaan pembukaan UUD 45 . 
Lalu pengucapan janji siswa yang berisi:
1. Taqwa terhadap Tuhan YME, abdi terhadap tanah air dan bangsa , setia kepada Pancasila dan UUD 45. 
2. Adap terhadap orang tua , hormat terhadap guru, serta menjunjung tinggi harkat dan martabat sekolah 
3. Belajar dengan sungguh-sungguh sebagai bekal masa depan bangsa 
4. Berprestasi dalam rangka mengisi kemerdekaan 
5. Menjadi warga DKI Jakarta yang baik dan pemuda Indonesia yang bertanggung jawab . 
Catatan khusus nih, berdasarkan pengamatanku sebagai tenaga pendidikan di lembaga ini . 
Janji siswa yang diucapkan dengan memakai bahasa ibu (bahasa Indonesia ) belum tentu bisa dilaksanakan dengan baik . Apalagi ketika teks janji siswa diucapkan dengan menggunakan bahasa Inggris dengan dasar pemikiran si pengambil kebijakan adalah mengarah ke "internasional " 
Wow  .... Ucapan siswaku kala kutanya tentang janji siswa adalah saya gak hafal yang bahasa Indonesia bu , oh kataku dengan mulut membentuk huruf O bulat sempurna . Kulanjutkan pertanyaanku lalu yang bahasa Inggris sudah bisa dilaksanakan dengan baik dong tanyaku , kan untuk dihafal saja bu ...ups sambil tepok jidat dengernya . Dan tergelitik juga untuk mengupas point 5 isi janji siswa yaitu menjadi warga DKI Jakarta yang baik dan pemuda Indonesia yang bertanggung jawab .Mantap ya janjinya ...
Tersadar ketika membaca tweet rekan yang menyoroti krisis kepemimpinan. Ya mencari pemimpin zaman sekarang seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami . Dan sekolah dengan janji siswanya sedikit sukses karena hanya mengajak menjadi warga negara yang baik dan pemuda yang bertanggung jawab. 
Nyari pemimpin berarti tambah lagi point di janji siswa . Padahal PR besar yang belum dilaksanakan adalah menjadi warga negara yang baik juga penting

1 komentar:

  1. yup, begitulah cara negeri ini ... tak melatih dan mendorong anak sekolah jadi pemimpin, cuma disiapkan jadi warga yg baik ... maka pemimpin korupsi seenaknya dan warga yg baik itu asik dg diri mereka sendiri

    BalasHapus