Kamis, 12 Januari 2023

Semangat baru diawal tahun

Memulai layanan klasikal di Minggu kedua semester genap ini dengan memberi tantangan kepada siswa-siswi ku untuk menjadi detektif. 

Sebelumnya menyapa dan bertanya kabar dan apakah mereka bahagia ? 

Jawaban beragam dilontarkan sambil bersahutan sesuai dengan yang dirasakan.

Tidak Bu, biasa saja , bahagia sahut beberapa dengan suara lantang . 

Menarik untuk digali lebih dalam makna bahagia versi mereka . Jadi bagaimana sih bahagia versi anak-anak ibu sahut ku lagi. Kembali dengan jawaban beragam dan menghibur. Kuberi kesempatan satu persatu untuk menyampaikan bahagia sesuai dengan yang kebutuhan mereka . Dan satu persatu menjawab , saya bahagia kalo saya diberi semangat sama orang yang saya suka bu , saya bahagia kalo boleh makan coki-coki bu (hmm…bahagia itu sederhana ya ) Kalo saya bahagia ketika saya pulang sekolah tanpa harus diomelin bu , Saya bahagia kalo lingkungan saya memahami saya bu, dan saya bahagia kalo tugas sekolah gak bikin pusing bu ( untuk yang ini butuh diskusi dengan rekan sejawat dulu kayaknya ya nak)  . Jawaban mereka menjadi refleksi bagi ku , tak banyak sebenarnya permintaan mereka . Tetapi kenapa masih saja mencari yang sulit ketika bisa memberi yang mudah ya. 

Setelah kegiatan awal berlalu memberi pilihan kepada siswa dalam rangka membuat siswa bahagia saat belajar. Sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka Belajar Pembelajaran Diferensiasi dan berpihak pada anak .

Hari ini saya punya 2 pilihan kegiatan untuk kalian pilih. Setiap pilihan dengan tantangan yang berbeda untuk diselesaikan . Pilihan pertama adalah saya menantang kalian untuk menjadi Detektif.  Mencari solusi dari masalah yang membutuhkan pemikiran bersama untuk diselesaikan . 

Pilihan kedua bu , tanya salah satu siswa yang penasaraan. 

Dan pilihan kedua adalah kita bersama akan melanjutkan kegiatan minggu lalu seperti yang sudah kalian tulis di G.slide dan untuk membahas rencana tujuan kita tahun ini ya. 

Dan semua langsung sepakat berteriak pilihan pertama aja bu, mau jadi detektif. Ada yang memilih pilihan kedua tanyaku ? Menjawab dengan gelengan kepala . 

Ok …apabila semua memilih pilihan pertama , ada persyaratan untuk menjadi detektif ternyata nak kataku lagi , Apa bu jawab mereka penasaran . Persyaratanya adalah detektif harus memiliki kemampuan untuk mendengarkan aktif segala informasi yang didapat. Informasi tersebut menjadi data yang akan berguna bagi detektif untuk dianalisis dan ditindaklanjuti. Apakah anak-anak ibu memiliki kemampuan untuk mendengarkan dengan baik. Sedikit ada keraguan dari beberapa siswa yang merasa akan sesulit itu ya pekerjaan detektif dan menyampaikan pilihan kedua aja bu , beberapa temannya langsung protes gak bu , pilihan pertama saja. Bagaimana tanyaku lagi untuk memberi kesempatan siswa yang mendadak ragu dengan pilihannya . Ya bu , ikut dengan kesepakatan teman-teman bu , pilihan pertama . 

Baik kalo begitu berarti semua memilih pilihan pertama untuk menjadi detektif ya, dan paham ya kemampuan yang harus dimiliki oleh detektif. 


Senin, 31 Oktober 2022

LDKS dan Sumpah Pemuda



Pelaksanaan LDKS OSIS SMP Negeri 40 Jakarta bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda ke 94 tanggal 28 Oktober. Beberapa materi LDKS yang diberikan  untuk bekal menempa jiwa kepemimpinan calon pengurus OSIS periode 2023-2024. Mulai dari memahami tentang fungsi dan peranan struktur OSIS di sekolah, Publik speaking, Dinamika Kelompok,Tata Krama, Kepemimpinan, Sharing sesion bersama Alumni mantan Ketua OSIS,Penyusunan Proposal, PBB, Jurit Malam dan Outbound. Materi yang dikemas dalam pola yang padat dan berkelanjutan untuk menempa dan mencari generasi terbaik pemimpin masa depan. Cerita menarik dari pelaksanaan LDKS saat memberi materi Dinamika Kelompok. Bertanya tentang pemahaman peserta untuk 2 kata Dinamika dan Kelompok. Jawaban beragam dan antusias diucapkan oleh peserta dengan lugas dan penuh percaya diri , yaitu dinamika kelompok adalah kegiatan yang dilakukan dan membutuhkan kerjasama . Ditambahkan oleh peserta yang lain bahwa dalam dinamika kelompok selalu ada lika likunya (wah seru juga nih pendapat nya). Tak ingin ketinggalan dalam berpendapat panitia pun ikutan memberi argumen dalam dinamika kelompok ada tujuan yang ingin dicapai dan dibutuhkan keefektifan untuk mencapai nya. Nah untuk bisa efektif berarti harus ada metode /strategi ucap peserta yang lain. ( Wah …keren euy pendapat yang saling melengkapi) . Dan untuk membuktikan pendapat peserta bahwa dalam dinamika kelompok butuh kerjasama,terjadi lika-liku untuk bisa efektif mencapai tujuan maka diperlukan metode /strategi maka dilakukan lah suatu aktifitas kegiatan dengan memberi potongan kata untuk seluruh peserta LDKS kemudian meminta peserta menyusun menjadi rangkaian kalimat dipandu oleh salah satu peserta yg diberi tugas sebagai pemimpin nya . Aktivitas yang membutuhkan kerjasama dan keefektifan dalam menyelesaikan tantangan menjadi tantangan tersendiri bagi peserta . Mengalami langsung dan memahami makna dari kerjasama. 

Saat kumpulan kata berhasil dirangkai maka menjadi tambahan pemahaman bagi peserta tentang makna sumpah pemuda yang dilakukan untuk bekerjasama berikrar untuk Indonesia. 

Begitu juga pada peserta LDKS dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pribadi yang tangguh , kuat dan bertanggung jawab


28 Oktober 1928 adalah tonggak sejarah kemerdekaan Indonesia. Tanggal yang ditetapkan menjadi kebangkitan para pemuda Indonesia kala itu . Ikrar sumpah pemuda yang menjadi pemersatu :

1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia

2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia

3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.


28 Oktober 2022 melalui LDKS OSIS SMP Negeri 40 Jakarta. Kami siswa dan siswi akan melaksanakan dengan sungguh sungguh kegiatan ini. Dan menjadi pengurus OSIS yang bertanggung jawab 





Minggu, 30 Oktober 2022

Cerita Mereka untuk Persahabatan




Memulai cerita persahabatan dalam layanan klasikal bersama siswa di jenjang kelas  8 adalah cerita menarik untuk dibagi.

Memancing dengan satu Quotes tentang Persahabatan

"Persahabatan itu seperti tangan dengan mata..

Saat tangan terluka, mata menangis…

Saat mata menangis, tangan menghapusnya.."

Diskusi ringan dilakukan untuk membuka ruang dialog memahami pemahaman murid tentang .  quote . Beragam pendapat sesuai dgn pengalaman mereka dalam menjalankan suatu hubungan dituangkan dalam cerita menarik yang bisa selalu dibaca dalam akun classrooms. 

Lalu dilanjutkan dengan memberi tantangan untuk memberi apresiasi terhadap persahabatan yg dijalin dgn menampilkan karya. Pemaknaan persahabatan yg beragam dan diwujudkan dgn unjuk penampilan karya. Setiap kelompok menampilkan karya yg berbeda. Ada yg membacakan puisi berantai,bernyanyi,sosiodrama,.

Dan salah satu yang menarik yang bisa dibagi adalah ketika dari salah satu kelompok kelas menunjukkan penampilan dgn pembacaan ilustrasi  dari lukisan indah yang dibuat. Memadukan ide beberapa anggota di kelompok tersebut . 

Diakhiri applaus meriah dari teman-teman sekelas  dan mendapat kenangan lukisan indah tersebut.

Terimakasih Fanesha dan Kirana untuk lukisan kerennya. Juga anak-anak ibu yang hebat untuk cara kalian memaknai dan menghargai persahabatan. Banyak cinta untuk anak-anak hebat ibu 



Selasa, 04 Oktober 2022

Refleksi PMM

 Platform Merdeka Mengajar adalah salah satu program menarik dan keren yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan,Riset dan Tehnologi 

( Kemendikbud Ristek) 

Dengan berbagai topik yang banyak memberi informasi tentang Kurikulum Merdeka . Konsep Kurikulum Merdeka, Filosofi KHD sebagai bapak Pendidikan Indonesia yang pemikirannya menjadi acuan untuk menerapkan pendidikan sesuai dengan kodrat anak . Konsep Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk menciptakan murid masa depan yang memiliki Profil Pelajar Pancasila dengan yang mencakup 6 dimensi yaitu Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia ,Bernalar Kritis,Berkebhinekaan Global , Bergotong Royong , Mandiri dan Kreatif. 6 Dimensi yang ada dalam Profil Pelajar Pancasila dituangkan dalam kegiatan pembelajaran dengan metode PBL Projek Base Learning. Memberikan banyak kesempatan pada murid untuk melakukan aktivitas yang memancing kreativitas. Siap menghadapi persaingan global dengan tetap memiliki akhlak mulia dan beriman bertakwa kepada Tuhan YME. 

Platform Merdeka Mengajar yang sering disingkat menjadi PMM dengan memunculkan banyak fitur yang bisa menjadi alat yang memudahkan guru untuk melakukan pengembangan diri terutama yang terkait dengan Kurikulum Merdeka . 

Salah satu fitur menarik yang bertujuan  bisa membuat guru jadi senang belajar adalah pelatihan mandiri . Dalam fitur Pelatihan Mandiri beberapa  topik yang menjelaskan tentang Merdeka Belajar.Kurikulum Merdeka .Perencanaan Pembelajaran ,Asesmen . Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,Penyesuaian Pembelajaran dengan kebutuhan karakteristik murid, Profil Pelajar Pancasila ,Refleksi diri. Disiplin Positif dan Semangat Guru

Sebagai bahan refleksi dari mempelajari Platform Merdeka Mengajar ini bisa menjadi renungan dan aksi nyata untuk melakukan perubahan dalam menerapkan P5 dalam kegiatan KBM nya dengan melakukan tahapan yang bisa diadaptasi dari beragam topik yang ada dalam pelatihan mandiri . Bukan sekedar menonton video, lalu ramai-ramai membuat aksi nyata yang hanya sekedar memindahkan hasil rangkuman video menjadi bentuk presentasi untuk kemudian menunggu sertifikat keluar . Apabila yang dilakukan hanya sebatas berlomba -lomba dalam menyelesaikan topik  demi memenuhi data yang harus dikirim ke dinas pendidikan setempat maka  makna dari Merdeka Belajar menjadi bergeser . Dan Platform Merdeka Mengajar bisa menjadi terpeleset menjadi Platform Merdeka Memaksa. 

Dibutuhkan proses yang harus dimaknai dengan baik dari setiap topik yang dibahas. Proses refleksi dari setiap mempelajari topik diharapkan bisa membuat guru memahami makna merdeka belajar . Merdeka karena memang ingin memenuhi sendiri kebutuhan belajarnya bukan karena paksaan atau tekanan pihak manapun. Apabila guru nya memahami makna merdeka belajar dengan tanpa paksaan atau tekanan , diharapkan guru juga dapat memahami dan menerapkan merdeka belajar pada muridnya .



Senin, 19 September 2022

Aksi KGSB dan BesiBerani dalam Literaksi film Pesantren

 Kegiatan Literaksi yang digagas oleh KGSB bersama BesiBerani pada tanggal 17 September 2022 dengan menonton bersama film Pesantren karya Sutradara Shalahudin Siregar adalah karya film dokumenter dengan berlatar setting pesantren di kabupaten Cirebon Pondok Kebon Jambu Al-Islamy yang dipimpin wanita dengan pemikiran maju menjadi salah satu kegiatan literasi yang menarik. Kegiatan Literaksi ini juga sebagai peringatan hari Literasi di tanggal 8 September 2022. 

Dikemas dengan apik oleh Satkaara dan BesiBerani dengan mengundang guru-guru member KGSB adalah kegiatan perdana yang dilakukan setelah pandemi. Seperti bertemu teman lama yang tak pernah bertemu secara langsung menjadi ajang diskusi seru dan menarik menonton film dilanjutkan berdiskusi dan tukar pikiran .

Tema film Pesantren yang dikemas dalam bentuk semi dokumenter menggambarkan keadaan pesantren yang sangat majemuk dan saling menghargai. Tak ada batasan gender dalam mengungkapkan pemikiran ketika membahas ayat-ayat dalam sistem pembelajaran di pesantren Pondok Kebon Jambu Al-Islamy , penerapan metode pengajaran yang dekat dengan kehidupan nyata menghapus pemikiran sempit tentang kehidupan di pondok pesantren yang dianggap hanya membahas hafalan Quran . Keahlian sutradara beserta tim  yang mengemas tampilan visual film Pesantren menjadi cakrawala baru bagi anggota KGSB yang seakan-akan berada dalam situasi yang sama dalam tayangan film tersebut. Sehingga menjadi sesuatu yang menarik untuk dibicarakan lagi ketika tayangan selesai dan dihubungkan dalam kehidupan yang dijalani oleh setiap anggota KGSB.

Menarik benang merah dari tayangan film Pesantren dengan situasi di dalam dunia pendidikan yang membutuhkan guru-guru dengan mindset terbuka siap dengan perubahan sambil disertai dengan selalu memberikan teladan adalah tantangan yang harus ditaklukan demi masa depan generasi penerus yang bisa menjadi warga yang saling menghargai keragaman , keadilan dan inklusi sosial dalam kehidupan nyata . 

Terimakasih Satkaraa , BesiBerani dan para sponsor yang sudah memfasilitasi kegiatan ini Memberikan cara pemahaman yang berbeda dalam memaknai literasi . 


Selamat Hari Literasi 2022 . Literasi Menggerakkan Negeri 




Rabu, 14 September 2022

Dikotomi Kendali

 Ada hal-hal yang berada dibawah kendali kita dan ada hal-hal yang diluar kendali kita. Prinsip yang dibahas dalam buku karya Henry Manampiring Filosopi Teras. Dalam salah satu bab berjudul Dikotomi Kendali. Belajar menerapkan dalam kehidupan sehari-hari ketika berhadapan dengan berbagai kejadian yang terkadang menjadi tambahan beban pikiran dan perasaan yang menguras energi . 

Menjadi cerita menarik untuk dibagi ketika penerapan dikotomi kendali dilakukan dalam proses konseling bersama dengan siswa. 

Ketika kekecewaan menghampiri siswa yang baru menjalani proses konseling diwaktu berbeda dihadapkan pada satu situasi yang membuatnya berpikir kok gini amat sih , gak ada kesempatan untuk proses memperbaiki diri kah ? semua harus dilakukan dengan tergesa-gesa. Tersedu-sedu menangis dalam pelukan dan bersuara lirih aku tau aku salah bu, tapi jangan perlakukan aku seperti ini . aku gak kuat bu. Ya …memang kaget ketika proses yang dijalankan dalam sesi konseling menjadi tak sejalan dengan aturan lembaga. Dengan satu pemikiran simsalabim saat sudah bekerja sama dengan guru BK siswa dengan permasalahan nya akan langsung berubah menjadi lebih baik seperti membalikkan telapak tangan. Abaikan saja proses yang harus dijalani siswa untuk menganalisis hal-hal apa yang harus diperbaiki , beradaptasi dengan situasi baru dalam rangka memperbaiki diri, semua seperti sat set harus langsung berubah menjadi lebih baik tidak membuat nama baik tercemar dan beragam titipan pesan tersirat .

Dan dimulailah tahapan konseling dengan menggunakan beberapa dialog dengan memanfaatkan pemahaman Dikotomi kendali . Ketika kekecewaan , kesedihan menghampiri oleh suatu sebab yang diluar kendali seperti opini orang lain, tindakan orang lain maka yang bisa kita kendalikan adalah pemikiran dan perasaan diri sendiri. Mencoba untuk belajar mengatasi keresahan kegelisahan kekhawatiran yang kita pikirkan dengan langkah S-T-A-R. 

S = Stop ( Berhenti ) ketika merasakan emosi  negatif , kecewa, sedih , marah , takut dll. Jangan biarkan emosi negatif tersebut terus menerus menjajah pemikiran dan perasaan kita.

T = Think & Asses ( pikirkan dan nilai) . Setelah berhenti dan menghindari terjajah dari emosi negatif . Mulai berpikir rasional untuk menelaah apakah kegelisahan ku bermanfaat ? Apakah emosi negatif dalam bentuk gelisah dan kecewa yang dirasakan adalah hal yang bisa dikendalikan atau diluar kendali kita?

R = Respond . Sesudah menggunakan nalar , berupaya untuk rasional dalam mengamati situasi dan berpikir untuk memberi respon dengan berbagai pertimbangan tidak tergesa-gesa yang bisa berakibat penyesalan .

Langkah STAR yang dilakukan dalam proses konseling ternyata berdampak baik .

Ketika di sore hari kembali menyapa dan bertanya tentang pikiran  dan perasaan . Direspon dengan jawaban “ Aku sudah baik-baik saja bu , Benar kata ibu ada hal-hal yang gak bisa kukendalikan tapi aku bisa mengendalikan apa yang akan kupikirkan dan kurasakan . Terimakasih ya bu “  Jawaban yang melegakan yang bisa menguatkanku untuk memahami langkah STAR dari pendekatan STOA. 




Jumat, 09 September 2022

Sama-sama Belajar

Minggu ini minggu yg menguras energi dan pikiran . Dan minggu belajar banyak hal menarik dari murid remajaku.

Ketika kedewasaan orang dewasa dituntut untuk lebih bijak menanggapi beragam kejadian. Disitu pula si remaja melihat contoh nyata perilaku dewasa yang menggunakan figur otoritas nya dalam menyelesaikan masalah . Masih banyak yang menganggap penyelesaian masalah dari perilaku menyimpang remaja hanya dapat diatasi dengan memberi hukuman dan sanksi. Hingga terucaplah kalimat pengingat paling tidak untuk diri sendiri marah itu gampang , semua orang bisa marah . "Marah sebenarnya menghukum diri sendiri dengan kesalahan orang lain." Memberi hukuman atas perilaku menyimpang dengan marah dianggap hal paling mudah dilakukan karena bisa langsung terlihat perubahan perilaku. Akan tetapi apakah perilaku tersebut benar-benar akan menjadi perilaku menetap atau hanya untuk menghindari agar tidak mendapatkan hukuman ? Ada kemungkinan pesan yg ditangkap oleh si remaja dengan perilaku menyimpang tersebut adalah ke"marahan"nya.Bukan tentang perilaku yg harus dibenahi. Hingga tak jarang terucap kata-kata " gw habis dimarahin nih" . Perubahan perilaku terjadi? Belum tentu. Karena semua harus berproses . 

Sementara untuk bisa menyelesaikan permasalahan perilaku menyimpang pada remaja penerapan disiplin positif adalah hal yang bisa menghasilkan perubahan perilaku menetap karena dibangun dari motivasi intrinsiknya. Memberi kesadaran dan tanggung jawab akan konsekuensi dari perilakunya . Proses pembelajaran selalu dan akan selalu diingatkan untuk membenahi perilaku negatif. Dan merupakan bagian dari peran orang dewasa dalam memberikan bimbingan dan teladan kepada para remaja. Jadi kedua belah pihak lagi belajar nih si dewasa belajar untuk menjadi dewasa yg bijak dalam memberi arahan tentunya disertai dengan contoh keteladanan dan si remaja lagi belajar untuk bertanggung jawab dengan perilaku nya.