Sabtu, 22 Oktober 2011

Perbedaan

Manusia di ciptakan memang berbeda antara satu dengan yang lain. Berbeda secara fisik maupun berbeda dalam pemikiran dan berprilaku.Namun seringkali berbeda dianggap menjadi suatu tantangan yang akan merugikan pihak lain.
Aku ingin membahas tentang perbedaan yang ternyata berdampak pada pengembangan kreatifitas. Saat ini aku amati siswa di sekolahku sangat gemar dengan komik-komik Jepang . Yang aku sendiri jujur saja sebenarnya tak begitu mengerti apabila di suruh membaca komik, karena aku aku harus membagi belahan otak kanan dan kiriku untuk menafsirkan isi / cerita komik tersebut dengan gambar yang ada . Dan itu bukanlah kemampuan ku. Tetapi aku lihat , beberapa siswaku malah dengan kemampuannya yang menurutku sangat luar biasa bisa menggambar anime komik dengan baik. Dan aku suka dengan kemampuan mereka . Tanpa bermaksud untuk menghalangi kreatifitas mereka, aku tantang mereka untuk membuat komik dengan mengambil permasalahan yang ada di sekeliling mereka.Walau untuk yang ini belum terwujud. Karena kok aku merasa agak teriris juga sebagai salah satu warga negara yang baik, manakala aku melihat generasi penerus ku lebih tertarik dan bahkan cinta sekali dengan 'Jepang' . Untuk itu lah aku coba pahami kegemaran mereka sekarang dengan tetap mengingat budaya bangsa. Pelan -pelan mencoba menumbuhkan cinta tanah air dengan cara yang tak sekedar kegiatan rutin ( upacara bendera, baris berbaris, menyanyi lagu mengheningkan cipta dll). Yang dari kegiatan rutin ini pun apabila mau secara jujur di evaluasi tak banyak menghasilkan rasa cinta tanah air yang semakin tinggi. Generasi sekarang aku katakan sebagai generasi yang santai dan tak mau capek, bagi mereka upacara dll itu adalah hal yang membosankan panas-panas harus berdiri di lapangan.uh...c spasi d....CAPE DE
Ternyata tantangannya tak hanya sekedar menumbuhkan rasa cinta tanah air saja, tetapi perbedaan pandangan guru 'senior ' yang dengan pandangan membaca komik adalah kegiatan tak penting apalagi komik yang apabila dilihat gambarnya bukan dibaca isi ceritanya berkesan porno. Karena sering menggambarkan laki-laki dan wanita yang sedang berbincang.
Disinilah letak perbedaannya...berbeda pandangan untuk melihat dan menanggapi tentang suatu hal . Dan akan mengkhawatirkan apabila perbedaan pandangan seperti ini justru akan menghambat kreatifitas generasi-generasi bangsa. Mengutip istilah yang pernah dilontarkan oleh Prof Rhenal Kasali dari satu tulisannya tentang generasi saat ini adalah generasi digital. Semua berbau tehnologi yang tak butuh waktu lama untuk mendapat informasi apapun . Hanya karena adanya perbedaan jualah sehingga sering tak sejalan dengan langkah dan dorongan generasi sekarang yang ingin serba cepat ( instan ) dengan pendidikan di era orde lama dan baru yang menganut paham sabar dan sabar belum waktunya kamu tahu hal itu.
Membingungkan di satu sisi mereka ( siswa )dituntut untuk siap memasuki era masa depan yang serba cepat tetapi ternyata tak di barengi dengan sikap dan pemahaman sang pengajar tentang dunia yang sudah berubah sangat cepat .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar