Rabu, 04 Januari 2012

Bahagia dan ikhlas

Ternyata bahagia tak selalu terletak pada materi saat aku melihat satu keluarga pemulung dengan gerobaknya 3 orang putri kecilnya yang memakai jilbab penahan panas matahari siang dan dinginnya malam duduk dengan tertawa riang bersama saudaranya diatas gerobak yang ditarik sang bapak dari depan lalu didorong si ibu dari belakang satu gambaran hidup sederhana namun sarat makna....

Indahnya hidup ketika kita menjalaninya dengan keikhlasan. Seperti yang tergambar pada orang tua yang bekerja sebagai pemulung. Lelah dan letih setelah seharian berjalan mencari sampah yang bisa didaur ulang bersama dengan keluarganya berkeliling kampung dan mengakhiri perjalanan di malam hari untuk menyetor pada agen . Agar hasil berkeliling seharian itu dapat segera ditukar dengan kebutuhan hidup yang harus segera di penuhi

Sementara ketiga putri kecilnya tetap tak kehilangan keceriaan masa kecilnya saat tetap harus ikut bersama dengan orang tuanya berpanas dan kedinginan diatas gerobak dan berkeliling kampung...menyenangkan selalu bersama dengan orang tua walau dengan keterbatasan materi. Dan sebenarnya tak juga selalu yang diharapkan oleh para buah hati kita berbentuk materi...kehadiran secara emosional saling membutuhkan dan dibutuhkan sebagai bagian keluarga adalah hal yang paling utama.

Peran sang ibu yang selalu setia dan tak mudah menyerah untuk mendukung suami mencari penghasilan yang halal merupakan dorongan yang amat dibutuhkan dalam suatu keluarga. Karena tak jarang melihat gambaran nyata yang berbeda 180 derajat , istri yang selalu mengeluh dengan hasil yang diberikan sang suami menuntut suami untuk melakukan hal-hal diluar batas kemampuannya . Atau suami yang terlalu amat sangat ingin membahagiakan istri dan anak-anaknya sehingga melakukan ha-hal yang tak terpuji . Dan ternyata tak juga merasakan bahagia.....

Bahagia dan Ikhlas dua hal yang mudah diucapkan tapi tak mudah untuk didefinisikan menurutku.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar