Sabtu, 17 November 2012

" Kompak.....?????

Tak tau mau memberi judul apa dari tulisanku ini, tapi ada sesuatu yang ingin kuceritakan. Tentang kebijakan yang tak bijak. Dualisme kebijakan yang dilakukan untuk sebagian orang yang berbeda. Tergantung suka atau tidak saya. Tak gampang untuk menjadi orang yang bijak . Dituntut adil dan mau mendengar .Mendengar tak sekedar mendengar . Mendengar yang meliabtkan jiwa raga sepenuh hati. Seringkali bertemu seseorang yang diharap bijak karena telah cukup memiliki umur ternyata tak sebijak usia pertumbuhan fisiknya.Saat harus bijak yang dilakukan adalah memberdayakan kepentingannya untuk dapat terealisasi terlebih dahulu. Bijakkah itu ? Belum lagi apabila perilaku bijak yang diharapkan dapat bersanding dengan kekuasaan yang dimilikinya . Kekuasan mungkin identik dengan keserakahan .Identik dengan arogansi sikap penguasa. Susah sekali di cari di masa sekarang , penguasa yang bijak dan mau mendengar . Penguasa hanya punya mulut dan telinganya hanya sebagai hiasan . Ingat sekali teman dekatku di masa remaja yang mengutip satu kalimat bijak " manusia itu punya 2 telinga dan 1 mulut . Sebaiknya banyak mendengar daripada banyak berbicara . Mendengar dapat membuat perilaku lebih bijak . Sayangnya filosofinya dibalik orang lebih senang banyak berbicara daripada mendengar . Apalagi ketika diri berada pada posisi lebih tinggi daripada yang diajak bicara ( pimpinan dan bawahan ) Pimpinan punya hak dan sanagt punya hak untuk bertanya, menasehati, marah-marah  ataupun mengancam ( intimidasi)  sementara bawahan hanya punya keawajiban mendengar dan mengangguk-angguk walau tak sepenuhnya setuju dengan pendapat pemimpinnya. Bahkan yang lebih bahaya manakala dengan alasan " kekompakan "   dihimbau untuk berbohong . WADUH....sambil nepuk jidat .Kalau pemimpinnya sudah menghimbau untuk " kompak berbohong " . Bisakah diyakini pemimpin tersebut memiliki keadilan dan kejernihan mendengar informasi yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar