Minggu, 23 Juni 2013

Keteledoran yang merugikan

Memasuki minggu UKK mulai dengan kegiatan ujian kenaikan kelas . Di awal pembagian jadwal ukk kepada siswa ada hal yang mengagetkan dan tak biasa . Jadwal yang dibagikan berisi hari yang sama dengan pelajaran yang berbeda .Jelas saja membuat heboh siswa dan pihak penyelenggara . Dan aku hanya bisa geleng kepala tahap pertama....sabar.Nanti akan ada geleng-geleng kepala tahap kedua yang gak kalah dahsyat . Karena itulah aku jadi berpikir kemana pengendali mutu yang didengungkan punya job tersendiri. Juga pejabat yang menanda tangani jadwal ujian yang akan dibagikan pada siswa. Kok bisa seteledor itu dan tak teliti .
Nah sekarang geleng kepala tahap kedua nih ...
Pada pelaksanaan ukk hari pertama di jam awal sudah gaduh dengan kurangnya jumlah soal untuk ruang tertentu . Sedikit bisa dimaklumi oleh pengawas karena ada permohonan maaf dari penyelenggara dengan alasan soal yang dikirim sesuai jumlah anak bukan jumlah ruang . oke aku simpan pernyataan itu .adahal logikanya ketika dikirim sesuai jumlah siswa gak ada alasan dong kurang soal dan kenyataannya ....
Menjelang ukk jam pertama  hampir berakhir kembali heboh dan terjadi geleng-geleng kepala tahap ketiga.. Beredarlah petinggi sekolah menginformasikan jadwal ukk jam kedua diganti mendadak dan tak berprikemanusiaan . Yang semula jadwal ukk adalah Pendidikan Agama berubah mendadak menjadi TIK . hebat berubahnya kilat. Ironisnya saat briefing pagi para pengawas diingatkan untuk melaksanakan kegiatan ujian sesuai SOP UN. Bahasa birokrasi banget deh...Mirip-mirip jurkam parpol. 
Dan sebagai pengawas ujian hanya bisa geleng-geleng kepala tahap 3. SOP UN tapi soal untuk peserta harus dibelah 2, tanpa dilampiri daftar absen resmi UN . Gak lagi pengen tepok jidat tapi jedotin kepala ke dinding sekalian . 
Sebagai bawahan jadi mikir ...kenapa kalo yang khilaf bawahan selalu dibesar-besarkan  seakan -akan menemukan pelaku yang merusak lembaga . Sementara yang berkuasa kan masih manusia juga , ketika mereka yang teledor dan merugikan banyak pihak . Pihak yang dirugikan harus banyak maklum . Geleng-geleng kepala tahap 4 . Hal inilah yang menyuburkan pepatah hukum rimba'yang kuat yang berkuasa '

Tidak ada komentar:

Posting Komentar