Kamis, 19 Desember 2013

Guardian Angel 1

Yang diidam-idamkan terlaksana juga . Berawal tak sengaja membaca buku Sekolahnya Manusia dan Gurunya Manusia buah karya pemikiran pak Munif Chatib . Seperti terjawab tentang kegalauan mengenai cara menjadi guru yang manusiawi . Walau harus merenung dan melakukan refleksi diri . Sudah mampukah aku menjadi gurunya manusia ?
Ternyata memang harus terus belajar . seperti kehausan yang tak pernah kering semakin dijelaskan , semakin membaca tentang Multiple Intelegence semakin banyak yang harus dibenahi .
Membenahi cara mengajar , membenahi  pemikiran tentang manusia ciptaan Allah dengan berbagai keragamannya untuk dijelajahi hal positifnya .
Perjalanan mengikuti perkuliahan GA tak semulus niat untuk menambah ilmu . Berhadapan dengan rutinitas di lembaga tempat bekerja yang sedikit keberatan memberi ijin . Yang akhirnya memicu untuk bernego kepada beberapa pejabat untuk meminta masukan . Ijin untuk mengikuti perkuliahan terlaksana .
Sesi perkenalan diselingi cerita -cerita penghantar yang hebat . Berbagi cerita pengalaman , memotivasi dan mendoakan . Saling menguatkan .
Tak berani untuk mimpi yang muluk . Memulai bermimpi dari yang kecil dan dari diri sendiri dahulu seperti kutipan kata bijak yang diucapkan salah satu rekan GA " Bahkan bermimpi pun butuh ilmu untuk mewujudkannya " . Setuju dan bener banget . 
Bagaimana mau menjadi gurunya manusia kalo ilmu memahami tentang manusia saja masih ala kadarnya. Bagaimana mau bikin pendidikan yang ideal yang menghargai  keberagaman manusia apabila ilmunya juga masih sesuai petunjuk aturan yang buat aturan .

Senin, 16 Desember 2013

ABKIN dan diriku



Mengenal Abkin pertama kali saat kuliah S1 Bimbingan Konseling . Tak tahu banyak , hanya sekedar tahu Abkin wadah berkumpulnya sarjana Bimbingan Konseling .
Berlalu beberapa tahun dan kembali berhubungan dan memakai jasa Abkin ketika idealisme profesi berbenturan dengan birokrasi pekerjaan . Patuhi aturan , loyalitas terhadap pimpinan adalah suatu yang harus dijunjung tinggi . Bahkan terkadang mengalahkan sisi kemanusiaan . Menyampaikan kepada organisasi profesi Abkin menurutku kala itu adalah suatu prosedur yang paling tepat karena merasa hak sebagai pembimbing dan konselor di lembaga pendidikan terzolimi ( bahasa infotainmentnya ) . Dilakukan proses mediasi untuk menjembatani 2 pemikiran yang berbeda . Mencapai titik temu ??? Semua butuh proses . Proses belajar untuk sabar menjalani sesuai prosedur . Proses belajar untuk mencapai kesepakatan dengan saling menghargai banyak kepentingan .
Kembali beberapa tahun berlalu , secara tak sengaja menghadiri konferda Abkin DKI . Seperti diingatkan akan perjuangan masa lalu . Ketika diberi amanah untuk bergabung berjuang bersama Abkin terbayang banyak rekan –rekan sesama pembimbing dan konselor yang bisa disinergikan kemampuannya untuk kemajuan organisasi dan kesejahteraan anggota.

Sabtu, 07 Desember 2013

Mengajar ...Mendidik

Dalam dunia pendidikan kata-kata mengajar dan mendidik sangat familiar terdengar . dalam setiap kesempatan selalu ada pesan sponsor mengingatkan ' tugas guru tak sekedar mengajar ' . Artinya dari mengajar itu hanya transfer ilmu yang dilakukan . Sementara dalam kegiatan mendidik mengandung makna yang lebih dalam . Mendidik ada kedekatan batin antara yang mendidik dan yang dididik .
Apabila seperti itu idealnya si pendidik juga mau membuka hatinya tak hanya sekedar tranfer ilmu seperti yang dilakukan pengajar . Dalam mendidik ada contoh dan keteladanan yang kita tunjukkan kepada yang dididik . Tak hanya menuntut, menuntut dan menuntut . Dengan embel-embel kewajiban pelajar adalah " belajar . Mengindahkan belajar adalah proses tak bisa menjadi bisa , tak tahu menjadi tahu . Dituntut kesabaran untuk mendidik agar menjadi bisa , agar menjadi tau , agar menjadi lebih positif. Dan kita tau sekali apabila sudah dengan urusan kewajiban banyak sekali yang menjadi alergi . 
Mengapa tak diubah " hak pelajar adalah mendapatkan pengajaran dan pendidikan yang terbaik sesuai dengan potensinya sebagai individu "
Si Pendidik belajar untuk menjadi pendidik yang baik yang perilakunya tak hanya menuntut namun bisa menjadi panutan .Yang dididik juga akan merasa senang karena dipahami sebagai individu yang sedang memenuhi haknya untuk belajar

Jumat, 06 Desember 2013

Kamus Perasaan

Di minggu terakhir semester ganjil di tahun 2013 memasuki kelas yang minggu sebelumnya kuberi tugas dengan membuat tulisan " Apa yang kalian rasakan ".(Bloggernya ni2k Menunggu ) . 
Ada beberapa tugas yang dikumpulkan dan kukoreksi dengan apresiasi positif. Gaya menulis yang beda , bercerita secara runtut dan sistematis tentang yang dirasakan . Bercerita juga dengan menumpahkan uneg-unegnya karena kecewa tak belajar dan melanjutkan diskusi ( gaya orang ngomel-ngomel ) . Dan ada pula yang menurutku sangat menarik , tulisan tentang uneg-uneg perasaannya yang tak ada juntrungannya . Hampir 1 halaman penuh .Sisi positif yang bisa kuhargai kemampuan salah satu siswaku ini yang ternyata memiliki banyak kosakata perasaan . Tak sekedar marah , benci , sedih . 
Ketika memasuki sesi diskusi ada argumen yang disertai celetukan mengejek cie-cie . Kuminta siswa yang memiliki kosakata perasaaanuntuk mengamati temannya yang tersipu -sipu dengan wajah memerah . Kataku "coba amati si ' Y' perasaan apa yang dirasakan saat ini . Lugas dia menjawab , malu bu karena di cie-cie . 
Alhamdulillah 3 materi tatap muka bisa dijadikan satu. Memahami perasaan , berani mengugkapkan pendapat dan mencapai kesepakatan . 
Makasih anak-anak hebatku . Dari kalian ibu bisa belajar banyak 

Selasa, 03 Desember 2013

Bongkar

Judulnya kuambil dari judul lagunya Iwan Fals . Liriknya begitu menggugah untuk direnungkan pada reff kedua .
Di jalanan kami sandarkan cita-cita

Sebab di rumah tak ada lagi yang bisa dipercaya

Orang tua pandanglah kami sebagai manusia

Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta .

Lirik lagu lawas ini ditulis pada era pemerintahan presiden Suharto . Tapi pada reff kedua gambaran keadaan sama dengan keadaan saat ini . Dalam berbagai media selalu diberitakan tentang kenakalan remaja . Perilaku menyimpang yang tak taat aturan . Membuat orang dewasa miris .Selesaikah masalah ketika para orang dewasa hanya khawatir dan prihatin . Mungkinkah kita lupa memandang para remaja yang melakukan perilaku menyimpang sebagai manusia . Kita lupa menjawab dengan cinta ketika mereka bertanya .
Menjadi orang tua bukan hal mudah dan harus dilalui dengan banyak pengorbanan . Tetap semangat untuk belajar menjadi orang dewasa yang bijak . Dan menjadi remaja juga bukan hal yang terlalu sulit sehingga selalu menunjukkan kegalauan . Ingatlah remaja waktu terus berjalan usia bertambah . Tak selamanya akan menjadi remaja . Persiapkan diri untuk menjadi dewasa yang bijak.

Memahami dengan Hati

Pagi hari yang sejuk di awal minggu dan bulan Desember dimulai dengan kesenduan dan tangis pilu nam  sedih ibu dan siswaku . Tak pernah ada yang ingin dilahirkan dengan keterbatasan fisik maupun ekonomi . Meski tak semua juga yang dilahirkan dengan kesempurnaan fisik akan kuat dan tangguh secara mental sehingga kehidupan sosial ekonominya akan mantap . Bahasa bijaknya disitulah letak ujiannya . Si miskin diuji dengan kekurangannya secara ekonomi . Hingga mampu memporak-porandakan mental dan rasa percaya dirinya . 
Seperti dialami oleh siswaku yang begitu tersedu-sedu ketika kutanya ada apa nak , sambil membelai rambutnya berusaha untuk berempati atas kesedihan yang dirasakannnya. Kembali mengucur air mata sedihnya dengan terbata-bata bercerita akan kejadian sedih yang dirasakannya . Saya memang miskin bu , saya selalu gak mampu kalo harus patungan untuk tugas kelompok . Bles rasanya ikut merasakan apa yang dialami oleh siswaku . Ikut menangis tak selalu menyelesaikan masalah . Kutanya ibunya dan berceritalah orang tua yang tangguh itu tentang perjuangannya untuk membesarkan anak-anaknya dalam keterbatasan ekonomi yang dialaminya . Saya bu yang salah karena tak mampu mencukupi kebutuhan anak-anak saya . Anak saya jadi minder dan memilih tak mau sekolah lagi . Jeger kayak ditabok dengan amanat UU . 
Tujuan mulia sekolah mencerdaskan anak bangsa tapi tapi ternyata ujung tombak pendidikan ( guru ) masih harus berhadapan dengan kondisi mendasar tak punya ongkos untuk sekolah , bahkan untuk makan saja sulit. Ujian untuk menguji ketangguhan umatnya dari Allah beragam , sambil berdoa semoga siswaku cukup tangguh untuk mau masuk sekolah lagi . Kukatakan anjing menggonggong kafilah berlalu , tunjukkan kamu bisa melewati ujian ini . Dan tak lari dari masalah yang sedang menghadang.

Menuntut Dituntut

Tak bisa dipungkiri semua mahluk ciptaan Tuhan butuh pengakuan dihargai , dipahami , dimengerti dengan segala kelebihan dan kekurangannya . Menuntut dipahami dan tak mau memahami pihak yang lain sering dilakukan oleh manusia . Banyak belajar dan merenung kalo tak mau dituntut ya jangan banyak nuntut .
Week end kemarin ngobrol dengan sohib masa kuliah tentang galaunya dia melihat putranya yang tak mandiri dan belum punya tanggung jawab untuk belajar. Kutanya apakah kita sebagai orang tua juga telah mengajarkan juga cara bertanggung jawab ? Apabila belum ya jangan menuntut ....
Setidaknya percaya dengan kemampuan buah hati kita . Menuntut anak-anak untuk belajar, belajar dan belajar tapi tak percaya dengan usaha yang dilakukan oleh anak-anak kita bahkan mungkin cenderung meremehkan ketika hasil usahanya tak sesuai dengan harapan orang tuanya . Sebagai orang tua kita sering menuntut sesuai dengan harapan kita (memakai kebahagian dengan menggunakan kacamata orang tua) . Namun ketika kita sebagai orang tua dituntut untuk menjadi sesuai harapan atau keinginan sang anak , 
MAU kah kita ??? adilkah itu ??? Bukan kah kita juga ingin dimaklumi dan dipahami 
Sejujurnya aku sendiri pun tak sempurna sebagai orang tua hanya ingin berbagi . Kepada 2 buah hatiku tak pernah kutuntut untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Kuajarkan untuk bertanggung jawab dengan pilihannya. Saat tak mau belajar ya harus terima resiko tak akan paham . Urusan  " nilai " bagian dari usaha yang dilakukan . Yang kutuntut dari kedua buah hatiku. Lakukan usaha dengan baik dan JUJUR.