Minggu, 14 Agustus 2011

X dan Y

Kemarin aku mengikuti satu kegiatan seminar yang bertema Dampak pandangan orang tua terhadap motivasi berprestasi . Memberi pencerahan juga bagi aku yang sering menemui konseli yang menurut orang tuanya tak memiliki sikap bertanggung jawab , tak termotivasi untuk berprestasi dan banyak lagi tak, tak yang lain yang tidak sesuai dengan harapan orang tuanya.
Padahal menurut satu teori psikologi yang dkemukakan oleh psikolog sosial Douglas Mc Gregor, pandangan seseorang terhadap individu lain akan mempengaruhi bagaimana dia bereaksi dan akan menerima hasil yang seperti apa pula. Orang tua yang berpaham pada teori X dimana teori itu menganggap : kerja dan belajar tidak menyenangkan, suka mengarahkan, lebih mementingkan keamanan, tidak berambisi . Dalam pola asuhnya di rumah sering memberi bantuan kepada anak dan tidak konsisten dalam menerapkan suatu disiplin tiba-tiba menginginkan anaknya berprestasi menurut saya hal yang cukup aneh. Anak pada dasarnya kan melihat contoh dan panutan yang paling dekat dengan dirinya yaitu orang tuanya. Sementara orang tua yang berpaham pada teori Y sering menerapkan pola asuh yang mempercayai bahwa anak-anaknya adalah individu yang mempunyai tanggung jawab untuk dirinya . Sehingga motivasinya untuk berprestasi timbul karena merasa mendapat kepercayaan utuh dari orang tuanya. Juga orang tua selalu berusaha konsisten dalam menerapkan suatu aturan yang berkaitan dengan disiplin . Kedua teori yang memiliki dasar pemikiran yang cukup logis pada dasarnya setiap individu ciptaan Allah adalah individu yang paham mau apa dia dan mau kemana tujuan hidupnya.
Mungkin yang sering tidak pas dengan lingkungan adalah maunya individu yang berbeda dengan harapan lingkungannnya. Contoh orang tua dari konseli ku yang mengeluh anaknya dalam pandangan orang tuanya tak bertanggung jawab dan tak memiliki motivasi berprestasi dengan segala kepanikan orang tuanya yang tak mempercayai bahwa anaknya memiliki kemampuan sehingga sang orang tualah yang panik manakala anaknya yang akan menghadapi ujian sehingga melibatkan aku sebagai guru BK nya agar mengingatkan anaknya agar belajar untuk menghadapi ujian dan manakala aku menelephone sang anak yang menjadi konseli ku diajawab santai aku udah siap kok bu, mamaku saja yang panik gak percaya dengan kemampuanku. Pelajaran yang sangat berharga menurutku yang akhirnya aku sampaikan juga pada orang tuanya percayailah anak kita bahwa mereka punya tujuan hidup yang ingin mereka capai sesuai dengan keinginan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar