Minggu, 22 Maret 2015

Hanya segitukah harganya..... ???

Berulang dan berulang , 
ketika teguran lisan berjuta kali diucapkan . 
Tak ada perubahan .  
Berganti banyak foto pimpinan pun tak membuat jera. 
Yang harus berkorban adalah yang seharusnya menjadi subjek penentu masa depannya . Dengan keluhan yang setiap saat membuat galau dan khawatir.
Budaya untuk tak melawan orang yang lebih tua atau guru disalah gunakan untuk mencari keuntungan pribadi Hingga terucap gak kapok juga sih ...padahal udah seperti itu kondisinya . 
Kewajibannya mencerdaskan anak bangsa hanya dihargai dengan beberapa lembar rupiah .
Ah....mirisnya ...." Disitu kadang saya merasa sedih "
Oh pendidik begitu mulia martabatmu 
Tapi ketika prilakumu sendiri yang mencorengnya 
Masih ada tempatkah untuk kemuliaanmu....???

Sabtu, 14 Maret 2015

Bahagia melihat senyumnya

Berlari-lari kecil menghampiri , pagi bu dengan wajah cerah dan berseri .Selamat pagi anakku , senyumku pun mengembang di bibirku . Postur tubuh jangkungnya yang menjulang membuatku kesulitan untuk mengelus kepalanya . Disodorkannya tangan kanannya untuk menyalami tangan kananku . Sedikit menunduk dan kesempatan itu kugunakan untuk mengelus kepalanya.
Selang beberapa waktu dari beberapa kejadian yang dialaminya . Bersusah payah aku untuk bisa meyakinkannya kamu gak sendiri nak . Masih ada orang yang percaya kamu . Ketika di masa remaja ini mengalami beberapa kendala yang berkaitan dengan aturan hal itu merupakan proses pengenalan dan adaptasi dirinya dengan lingkungannya .Tak mudah menjadi remaja , tapi ingatlah ada orang dewasa di lingkunganmu yang cukup bijak memahami kegalauanmu . 
Ketika bertemu dirinya tak lagi menampakkan wajah kusutnya . Itu cukup membuatku tenang . Kuyakinkan diriku dia percaya aku .
Jadi teringat dengan salah satu bait lagu Laskar Pelangi 

Cinta kepada hidup 
Memberikan senyuman abadi 
Walau hidup kadang tak adil 
Tapi cinta lengkapi kita 

Menarilah dan terus tertawa 
Walau dunia tak seindah surga 
Bersyukurlah pada yang kuasa 
Cinta kita di dunia 

Tersenyumlah terus nak kepada dunia . Dan  dengan senyummu maka kau sudah memberi energi positif pada sekelilingmu . 


Obrolan Kritis

Abg ku ternyata sudah mulai bisa diajak diskusi . Dan sebagai orang tuanya sedikit terkaget-kaget aku dengan argumennya . Hal tersebut membuatku bangga. Pola asuh demokratis yang diterapkan di rumah ,membiasakan terjadi dialog antara orang tua dan anak mulai menampakkan hasilnya . Terbiasa untuk menyampaikan keinginannya disertai argumen yang masuk akal. 
Pembicaraan dimulai ketika santai malam setelah selesai belajar . Ayah apa kriteria sekolah yang bagus tanya putriku memulai pembicaraan . Kujawab enteng , ketika siswanya merasa bahagia . Ngalor -ngidul pembicaraan berlanjut . Ketika kutanyakan kepada suamiku , butuh guru BK gak yah disekolah " School of Human " . Jawaban tak datang dari suamiku . Argumen yang membuat berpikir dari putri sulungku . Kalau sekolahnya sudah bisa membuat siswanya bahagia , masih butuh guru BK bunda tanya putriku . Aku terdiam sejenak tak bisa menjawab untuk beberapa saat . Hmmm seperti layaknya orang dewasa yang jago berkelit . Guru BK kan gak selalu untuk menangani masalah siswa kak , adakalanya siswa butuh tempat bercerita tentang harapannya,  untuk menemukan potensinya biar semakin bahagia jawabku sambil tersenyum . Abgku mengangguk setuju dengan penjelasanku

Minggu, 08 Maret 2015

BPC 2 "kehilangan Kartini"

"Bu , Kartini saya hilang " teriakan seorang siswa di ruang perpustakaan ketika melanjutkan kegiatan membaca buku tokoh . Aku sempat mengernyitkan alis .
Pertanda 2 maksud . Maksud yang pertama aku kurang setuju dengan teriakan siswaku di perpustakaan yang harusnya bersuasana tenang . Dan teriakannya dapat mengganggu ketenagan di perpustakaan .
Maksud yang ke 2 kernyitan alis mataku menandakan aku bingung dengan teriakan kehilangan Kartini . Tetap kuamati siswaku tersebut sambil memberi isyarat jari telunjuk di bibirku . Setelah itu kupanggil untuk mendekat kearahku . Dijelaskan olehnya dengan volume suara kecil , Saya nyari buku RA. Kartini bu , minggu yang lalu saya baca buku tersebut . Dan hari ini saya mau melanjutkan bacanya , udah gak ada di tempatnya . Oh begitu maksudnya ...aku menganggukkan kepala . Ibu pikir kita bangsa Indonesia akan kehilangan makna perjuangan Kartini nak , Wah jangan sampai itu terjadi ...bisa kembali gelap kehidupan kita . Persepsiku ternyata kejauhan . Karena aku begitu terinspirasi dengan perjuangan Kartini . Dengan caranya dan melalui surat-surat yang dikirim kepada sahabatnya di Belanda untuk kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku HABIS GELAP TERBITLAH TERANG . Dan ketika Kartini hilang ....????

Ketika memulai sesi kegiatan bercerita , Kartini ditemukan . Seorang siswa mempresentasikan cerita tentang kehidupan Kartini dengan sangat baik . Meski saat memulai presentasi dia sempat memegang tanganku lama dan berkata bu , saya deg-degan ...Aku tersenyum dan berkata kamu pasti bisa .Ayo silahkan kamu tampilkan cerita Kartini dengan gayamu...seakan-akan kamu kenal baik dengannya.



Obrolan Pagi

Tak bertemu semalam dengan putri cantikku . Ketika pagi selesai kegiatan LDKS di sekolah dijemput pulang. Me time dilakukan berdua dengan putriku . Sambil menggosok-gosokkan tangan dan kaki dengan lulur . Meluncurlah cerita seru disertai dengan ide-ide yang menggumpal di kepalanya .
Bunda , kakak punya ide kalo bisa duduk di divisi pendidikan di OSIS kakak mau bikin kegiatan bla...bla...bla ucapnya tak berhenti . Aku mendengarkan dengan seksama sesekali bertanya , sambil berpikir menarik juga idenya . Oke kak bunda bantu ...kita lakukan bersama-sama untuk mewujudkan ide-ide kakak, kataku . 
Belajar bisa dimana saja renungku , dari obrolan pagi sambil me time aku banyak belajar dari putriku . Tentang ide-idenya, tentang wawasannya , tentang semangatnya . 
Dan benar sekali quote yang sering kukutip dari tweetnya @anak juga manusia : Komunikasi adalah kunci dari bagi hati seorang anak untuk tumbuh dalam perasaan disayangi , sehingga ia bisa bercerita apapun pada kita . Juga belajar secara bijak tentang impian dan harapannya . 
Semangat kak...jalani masa remaja dengan optimis untuk berprestasi .

Jumat, 06 Maret 2015

Sisi lain yang mengagumkan

Takjub dan berbinar-binar mataku . Wajah kakuku berubah . Senyum kekaguman kusematkan dibibirku . Bertanya aku " kamu siap untuk maju ?" Bercerita tentang tokoh dunia yang dibacanya dari minggu lalu . Saya siap bu , walau sedikit ragu ..aku hargai keberaniannya . Wow...decak kagumku ketika mulai bercerita tentang Christopher Columbus si penemu benua Amerika . 
Rabu ini aku memulai dengan buruk sangka bahwa tak akan ada satu pun siswa yang kubimbing hari ini siap untuk bercerita . Kumulai dari kelas di jam ke 3 dan ke 4 , Ketika aku bertanya ada yang sudah siap untuk memulai bercerita ? . Disambut dengan beberapa pernyataan bukunya ketinggalan bu , saya belum hafal bu , belum selesai membacanya bu . Dan muka datarku langsung kuperlihatkan tanpa ragu-ragu . 
Dengan suuzon kupatahkan semangat mereka untuk maju bercerita di depan kelas . Meskipun setelah itu aku meminta maaf dan kembali kutantang kutawarkan untuk bercerita . Ternyata masih jawaban yang sama dengan suuzon ku . Tidak ada yang siap dari kelas tersebut . 
Bel pergantian jam berbunyi , dikelas berikutnya sudah ada yang ngedumel menghafalkan cerita tokoh yang dibacanya . Kupersilahkan untuk maju .Ternyata tak memiliki keberanian selain komat kamit dibangkunya. Oke kumaklukmi hal ini , karena memang tak mudah memompa keberanian . 
 


Dan 2 jam terakhir hari Rabu . Rabu tak lagi Rabu yang menjengkelkan . Rabuku bisa jadi senyuman kekaguman . Untuk seorang siswa yang tak pernah diperhtungkan teman-temannya . Untuk seorang siswa yang terkadang ingin melawan ketika satu kelas memperoloknya . Untuk seorang siswa yang ketika aku dinilai oleh seniorku dia menangis di kelas tak mampu menahan emosinya karena diledek terus menerus . Tak kuperdulikan penilaian seniorku karena dianggap tak bisa mengelola kelas untuk merekayasa situasi dan kondisi .Yang ada dipikiranku saat itu menenangkan emosinya . Membangkitkan semangat dan percaya dirinya :)







Perjalanan waktu membuat siswaku menjadi lebih percaya diri , mulai bisa menguasai emosi . Dan sangat kuhargai semua usahanya untuk mengembangkan dirinya . Rabu ini tak sekedar belajar tentang perjuangan Columbus yang gigih . Mengabaikan cemoohan orang dan membuktikan bisa menemukan benua baru . Tapi belajar juga tentang siswaku yang berjuang mengalahkan rasa malunya dan menunjukkan kepada teman-temannya yang sering meledeknya ....Aku mampu loh
Ketika kulanjutkan di kelas berikutnya keesokan hari untuk pertanyaan yang sama . Kusampaikan kebanggaanku tentang siswaku itu ...Ternyata dia mampu menularkan semangat keberanian kepada teman-temannya ....Keren nak ...ibu bangga sama kamu .

Minggu, 01 Maret 2015

Generasi instan pun butuh proses ...

Teringat ucapan siswaku yang berkata , saya juga mau berubah bu ...tapi kan butuh proses . Kok lucu banget hari ini dikasih tau besok sudah harus berubah . Itu adalah grundelan yang diucapkan oleh siswaku ketika menurut orang dewasa si anak berulah dan tak patuh aturan .
Ketika diingatkan dengan satu teori perkembangan remaja bahwa masa remaja adalah masa pemberontakan. Tak suka dibanding-bandingkan , masa mencari identitas diri. 
Sementara tanpa berusaha mencari penyebab perilaku yang tak taat aturan muncul secara tiba-tiba diminta berubah . Tak ditanya atau dibimbing cara untuk berubah ke arah positif . Pokoknya berubah ya  berubah . Tak usah pedulikan perasaan yang dirasakan oleh si remaja yang galau . Yang penting di depan mataku terlihat baik . Walau mungkin itu tak berdasarkan kesadaran diri . 
Ibarat pengemudi hanya patuh aturan lalu lintas ketika ada polisi. Saat polisi tak tampak ahaaa...tau sendiri deh . 
Dan hal seperti itu yang kuhindari . Kukatakan proses perubahan melalui kegiatan konseling bukan kegiatan sulap yang memakai mantra sim salabim . Sering kusampaikan kepada siswaku saya bukan peramal yang bisa melihat masa depan . Ketika menemui hambatan dalam perilaku dibutuhkan kerjasama dan kesepakatan antara klien dan konselor unntuk berubah .Perubahan yang dilakukan klien buka karena takut karena adanya ancaman . 
Tapi konselor mengajak dan membuka pikiran klien untuk bertanggung jawab atas perilakunya dan belajar untuk selalu berperilaku positif . 
Sering dalam prakteknya konselor tak sabar untuk melihat perubahan positif klien dan akhirnya berkesimpulan klien tak mau berubah . Hal itu terjadi karena konselor tak menggali secara dalam penyebab permasalahan yang dialami oleh kliennya . 
Karena itulah kalimat yang diucapkan oleh siswaku ketika proses  konseling berjalan sangat membekas ...
" Perubahan itu butuh proses bu...."