Minggu, 01 Maret 2015

Generasi instan pun butuh proses ...

Teringat ucapan siswaku yang berkata , saya juga mau berubah bu ...tapi kan butuh proses . Kok lucu banget hari ini dikasih tau besok sudah harus berubah . Itu adalah grundelan yang diucapkan oleh siswaku ketika menurut orang dewasa si anak berulah dan tak patuh aturan .
Ketika diingatkan dengan satu teori perkembangan remaja bahwa masa remaja adalah masa pemberontakan. Tak suka dibanding-bandingkan , masa mencari identitas diri. 
Sementara tanpa berusaha mencari penyebab perilaku yang tak taat aturan muncul secara tiba-tiba diminta berubah . Tak ditanya atau dibimbing cara untuk berubah ke arah positif . Pokoknya berubah ya  berubah . Tak usah pedulikan perasaan yang dirasakan oleh si remaja yang galau . Yang penting di depan mataku terlihat baik . Walau mungkin itu tak berdasarkan kesadaran diri . 
Ibarat pengemudi hanya patuh aturan lalu lintas ketika ada polisi. Saat polisi tak tampak ahaaa...tau sendiri deh . 
Dan hal seperti itu yang kuhindari . Kukatakan proses perubahan melalui kegiatan konseling bukan kegiatan sulap yang memakai mantra sim salabim . Sering kusampaikan kepada siswaku saya bukan peramal yang bisa melihat masa depan . Ketika menemui hambatan dalam perilaku dibutuhkan kerjasama dan kesepakatan antara klien dan konselor unntuk berubah .Perubahan yang dilakukan klien buka karena takut karena adanya ancaman . 
Tapi konselor mengajak dan membuka pikiran klien untuk bertanggung jawab atas perilakunya dan belajar untuk selalu berperilaku positif . 
Sering dalam prakteknya konselor tak sabar untuk melihat perubahan positif klien dan akhirnya berkesimpulan klien tak mau berubah . Hal itu terjadi karena konselor tak menggali secara dalam penyebab permasalahan yang dialami oleh kliennya . 
Karena itulah kalimat yang diucapkan oleh siswaku ketika proses  konseling berjalan sangat membekas ...
" Perubahan itu butuh proses bu...."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar