Sabtu, 03 Mei 2014

Selalu tentang UN

Cerita tentang UN tak akan pernah habis . Walau tahun ajaran berganti . Akan ada lagi cerita - cerita lain yang yang membuat banyak pihak galau . Tak hanya siswa yang menjalani UN , orang tua , guru, bimbel, sekolah . Semua ingin punya peran untuk menyukseskan atau mem"panik"kan calon peserta UN .
Kali ini cerita UN tak kualami sendiri . Karena bukan anak kandungku atau anak bimbinganku yang akan mengikuti ujian nasional . Jadi galauku tak segalau tahun ajaran lalu. 
Selesai aku mengajar di jam terakhir . Masuk ke ruangan di sambut dengan pertanyaan siswa yang kritis . Aku suka ngobrol dan bertukar pikiran dengannya. 
Bu, ibu mendukung UN ? tanpa ragu aku jawab TIDAK . Tak puas hanya bertanya padaku . Dia bertanya lagi kepada guru yang lain rekan kerjaku . . . Dengan pertanyaan yang sama , Ibu mendukung  UN . 
Setiap orang bebas berpendapat dan kuhargai itu sebagai bentuk keberagaman . Jawaban rekanku mendukung karena UN sebagai salah satu prasyarat kelulusan . 
Dan aku punya pendapat sendiri tentang menolak UN . Dengan alasan :
1. UN sebagai salah satu prasyarat ???. akibat lain dari UN yang berdampak kepanikan nasional tak dipertimbangkan
2. UN tak menjawab kebutuhan siswa tentang pertanyaan  kehidupan 
3. Dampak UN yang menimbulkan kecemasan nasional melahirkan perilaku ketidakjujuran agar " lulus " dengan menghalal kan segala cara 
4. Mapel yang di UN kan seakan -akan menjadi mapel eksklusisf
5. Penghapusan tentang UN sudah dikabulkan oleh lembaga negara ( Mahkamah Konstitusi ) . 
   Tapi mengapa UN masih tetap dipertahankan . Ternyata keberadaan UN tak membuat kita menjadi warga negara yang baik dan patuh hukum .
Lalu harus bagaimana.....????/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar