Senin, 11 Juli 2011

Sabar untuk siapa...???

Hari pertama sekolah dipenuhi dengan semangat dan harapan , tetapi ada juga kejengkelan yang terselip. Kesempatan tak diberi untuk orang yang tak berpunya. Tetapi lain cerita untuk orang yang berpunya. Selalu dan akan selalu ada kesempatan kedua...ketiga...keempat bahkan mungkin sampai berulang kali. Ada satu hal yang bisa menjadi renungan untukku manakala di sore hari orang tua yang tak diberi kesempatan kedua mengirim sms kepadaku mengatakan bahwa putranya telah diterima di sekolah yang lain dan memohon doa dari aku agar putranya dapat beradaptasi dan menjadi lebih baik. Amin Harapan orang tua tersebut diselimuti oleh kesabaran seorang ibu yang luar biasa. Menerima putranya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh putranya. Bagi aku tak ada yang salah dari anak didikku itu. Tetapi kami yang kurang memiliki kesabaran untuk terus mendidiknya menjadi lebih baik sesuai dengan standar yang ada di sekolah kami . Sementara untuk siswa yang lain yang masih diberi kesempatan aku tak begitu paham apakah dia juga diuji kesabarannya atau malah mungkin kami yang masih dan harus selalu diuji kesabaran untuk terus mendidik siswa ini. Akhirnya aku sampai pada suatu pemikiran dangkal apakah kesabaran hanya milik orang susah saja. Karena selalu ada istilah" Sabar ya" dan diperuntukkan untuk orang yang sedang berharap. Dan untuk yang diharapkan tak perlulah memakai istilah sabar .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar