Minggu, 17 Juni 2012

Handkey...oh handkey

Memasuki  hari ke 3 mesin elektronik di lembaga ku rusak.Semua yang datang dengan sangat tergesa-gesa dibuat kecele. Ah ternyata masih ngadat. Tau begitu dari tadi balik deh ngapain juga nungguin sampe sore, begitu gerutuan aku dan rekan-rekanku. Hidup kok jadi diatur dengan mesin . Bagaimana kita mau jadi manusia, hidup kita saja masih diatur oleh robot. Oh kasihannya nasib manusia tak bisa memiliki dirinya sendiri. Kehadiran mesin / robot menafikan keberadaan perasaan manusia yang memiliki rasa untuk dipahami karena keunikkannya. Apakah hanya dengan cara seperti itu untuk mengajarkan tentang pemahaman disiplin. Ingat sewaktu mengiktu prajabatan tahun yang lalu , para peserta diklat dikondisikan untuk mematuhi aturan –aturan tertentu. Efektif hanya untuk waktu itu . Selesai kegiatan prajab apakah pola yang pernah dijalani selama mengikuti diklat masih tetap dilakukan ….jawabannya adalah kalo ada yang bisa dibuat mudah kenapa harus cari sesuatu yang sulit. Dan Tuhan juga sudah menciptakan manusia dengan karakter dasar mencari sesuatu yang menyenangkan dirinya. Tapi justru yang membingungkan para pengambil kebijakan membuat aturan dengan menerapkan aturan yang semakin tak manuasiwi. Apakah para pengambil kebijakan juga sudah berubah jadi robot ya. Sehingga tak lagi mendengar alasan untuk mau memahami .Menutup hati dan perasaan dengan penciptaan kodrat manusia untuk dipahami.Belum lagi dengan ditambah sikap arogan penguasa . Dengan membuat kebijakan tambahan yang semakin mengada-ada. Merasa dengan membuat kebijakan yang katanya “ untuk disiplin “ akan menaikkan pamornya . Padahal tetap saja kodratnya masih manusia biasa kalau bisa cari yang mudah kenapa harus cari yang susah . Hanya sekedar mencari citra dari atasannya lagi . Berbeda apabila ada kepentingannya dia akan menunduk-nunduk kebawah meletakkan harga diri yang tadinya ditempatkan diatas kepala .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar