Sentuhlah dia
tepat di hatinya…lirik lagu yang dinyanyikan oleh Ary Lasso mantan vokalis dari
grup band Dewa menurutku sangat tepat untuk menggambarkan yang aku rasakan
bersama dengan beberapa siswaku. Sebelum aku mengalami pemahaman seperti ini,
ada pengalaman yang terjadi antara aku dan beberapa siswa yang menurutku agak
sulit di dekati . Menutup diri dan tak mau menjalin keterbukaan. Beberapa waktu
yang lalu aku memang memanggil untuk bertanya alasannya tak masuk sekolah
ternyata hal itu membuat siswa ku itu tak senang hati dan merasa urusannya
dicampuri. Agak sedikit terpancing emosi aku waktu itu dengan sikap yang
ditunjukkannya dengan sangat tak bersahabat. Hingga akhirnya aku harus
memanggil orang tuanya untuk memberi informasi tentang keadaan anaknya yang tak
masuk sekolah selama beberapa hari. Kaget tentu saja, argumen klise yang biasa
diungkapkan orang tua “dari rumah
berangkat kok” . Walau aku katakan
juga kepada orang tua dan siswaku tersebut dengan sangat konyol menurutku.
Kalau mo bolos sekolah, cari cara yang pinter dong, jangan nongkrong di depan
sekolah, dan saat bubar sekolah siswaku berkumpul dengan teman-temannya yang
tadi belajar. Ya sudah pasti jadi perhatian guru , saat belajar gak ada tapi
kok ada saat bubar sekolah…..belum pengalaman memang. Setelah kejadian itu ,
siswa ku itu memang sedikit bersikap tak menyenangkan menurut perasaanku,
menghindari aku dan semakin tak perduli. Dan aku memperlakukan diriku dengan
berusaha sangat professional
( cie…). Meski
jengkel, marah , kecewa merasa disepelekan namun saat berada dalam kelas aku
perlakukan dia sama seperti yang lainnya. Dan diluar kelas aku tinggal
mengikuti gayanya dia , saat dia nyuekin aku , aku juga gak perduli dan tak
kuhiraukan keberadaannya. Ternyata ampuh juga yang kulakukan. Aku amati ada perubahan sikap
yang dilakukannya.Mulai rajin mengerjakan tugas. Mau terlibat dengan kegiatan
kelompoknya. Dan beberapa sikap yang tak bisa dinilai dengan angka. Dan kemarin
malam tiba-tiba saja dia mengirim pesan dan mengatakan ingin curhat karena ada
perasaan khawatir yang dirasakan selama beberapa hari ini. Alhamdulillah dia
percaya dengan aku, dan mengatakan bu hanya ibu yang masih percaya dengan aku.
Tersentuh dong aku kan masih manusia biasa yang masih memiliki hati . Doaku
semoga siswaku dapat menjadi siswa yang berbudi pekerti luhur.
Sedikit tambahan tulisan untuk direnungkan:
Mengapa tak mau belajar memahami ?
Mengapa hanya melihat dari yang tampak saja ?
Setiap yang kita hadapi adalah ciptaan Allah
yang memiliki rasa
yang butuh dipahami
dimengerti dan disayang
Dan tugas kita tak sekedar mentransfer ilmu
kemudian memberi nilai berupa angka + atau -
dari materi yang telah diajarkan
Dekati mereka
raih hatinya
kembangkan potensinya
karena masa depan milik mereka
bukan untuk memenuhi ambisi kita
Mengapa hanya melihat dari yang tampak saja ?
Setiap yang kita hadapi adalah ciptaan Allah
yang memiliki rasa
yang butuh dipahami
dimengerti dan disayang
Dan tugas kita tak sekedar mentransfer ilmu
kemudian memberi nilai berupa angka + atau -
dari materi yang telah diajarkan
Dekati mereka
raih hatinya
kembangkan potensinya
karena masa depan milik mereka
bukan untuk memenuhi ambisi kita
MasyaAllah... Sangat bagus tulisan buNik. Semoga semua yang dilakukan akan jd amal kebaikan. Aamiin
BalasHapus