Minggu, 17 Juni 2012

Sentuhlah dia tepat dihatinya


Sentuhlah dia tepat di hatinya…lirik lagu yang dinyanyikan oleh Ary Lasso mantan vokalis dari grup band Dewa menurutku sangat tepat untuk menggambarkan yang aku rasakan bersama dengan beberapa siswaku. Sebelum aku mengalami pemahaman seperti ini, ada pengalaman yang terjadi antara aku dan beberapa siswa yang menurutku agak sulit di dekati . Menutup diri dan tak mau menjalin keterbukaan. Beberapa waktu yang lalu aku memang memanggil untuk bertanya alasannya tak masuk sekolah ternyata hal itu membuat siswa ku itu tak senang hati dan merasa urusannya dicampuri. Agak sedikit terpancing emosi aku waktu itu dengan sikap yang ditunjukkannya dengan sangat tak bersahabat. Hingga akhirnya aku harus memanggil orang tuanya untuk memberi informasi tentang keadaan anaknya yang tak masuk sekolah selama beberapa hari. Kaget tentu saja, argumen klise yang biasa diungkapkan orang tua “dari rumah berangkat kok”  . Walau aku katakan juga kepada orang tua dan siswaku tersebut dengan sangat konyol menurutku. Kalau mo bolos sekolah, cari cara yang pinter dong, jangan nongkrong di depan sekolah, dan saat bubar sekolah siswaku berkumpul dengan teman-temannya yang tadi belajar. Ya sudah pasti jadi perhatian guru , saat belajar gak ada tapi kok ada saat bubar sekolah…..belum pengalaman memang. Setelah kejadian itu , siswa ku itu memang sedikit bersikap tak menyenangkan menurut perasaanku, menghindari aku dan semakin tak perduli. Dan aku memperlakukan diriku dengan berusaha sangat professional 
( cie…). Meski jengkel, marah , kecewa merasa disepelekan namun saat berada dalam kelas aku perlakukan dia sama seperti yang lainnya. Dan diluar kelas aku tinggal mengikuti gayanya dia , saat dia nyuekin aku , aku juga gak perduli dan tak kuhiraukan keberadaannya. Ternyata ampuh juga  yang kulakukan. Aku amati ada perubahan sikap yang dilakukannya.Mulai rajin mengerjakan tugas. Mau terlibat dengan kegiatan kelompoknya. Dan beberapa sikap yang tak bisa dinilai dengan angka. Dan kemarin malam tiba-tiba saja dia mengirim pesan dan mengatakan ingin curhat karena ada perasaan khawatir yang dirasakan selama beberapa hari ini. Alhamdulillah dia percaya dengan aku, dan mengatakan bu hanya ibu yang masih percaya dengan aku. Tersentuh dong aku kan masih manusia biasa yang masih memiliki hati . Doaku semoga siswaku dapat menjadi siswa yang berbudi pekerti luhur.
Sedikit tambahan tulisan untuk direnungkan:
Mengapa tak mau belajar memahami ?

Mengapa hanya melihat dari yang tampak saja ?

Setiap yang kita hadapi adalah ciptaan Allah

yang memiliki rasa

yang butuh dipahami

dimengerti dan disayang

Dan tugas kita tak sekedar mentransfer ilmu

kemudian memberi nilai berupa angka + atau -

dari materi yang telah diajarkan

Dekati mereka

raih hatinya

kembangkan potensinya

karena masa depan milik mereka

bukan untuk memenuhi ambisi kita

1 komentar:

  1. MasyaAllah... Sangat bagus tulisan buNik. Semoga semua yang dilakukan akan jd amal kebaikan. Aamiin

    BalasHapus