Saat temanku
datang sepulang dari seminar mengabarkan suatu berita. Aku tak bisa mengatakan
berita baik juga karena jadi berpikir akan banyak yang harus difikir ulang
apabila usul tersebut jadi diwujudkan. Usul itu berbunyi tentang rencana
pemerintah untuk menambah usia pensiun para PNS guru menjadi 70 tahun. Hal yang
kemudian menjadi pertimbangan pemikiran adalah kenapa begitu egoisnya harus
menambah usia pensiun sementara para generasi muda yang baru lulus begitu
kesulitan mencari pekerjaan. Apakah usia pensiun hingga 70 tahun masih bisa
dikatakan produktif untuk umumnya orang Indonesia. Padahal seringkali antara
usia guru pengajar dengan siswa yang diajarnya terpaut cukup jauh. Apabila
dahulu saat para guru yang mengajar pertama kali di usia 20 tahunan terhitung
baru lulus kuliah masih disebut sebagai guru junior dan siswa yang diajar
berusia 13-16 tahun ( untuk jenjang SMP ) dapat dikatakan kakak yang mengajar
adiknya . Usia tak terpaut jauh dan pola pikir masih bisa dikatakan
nyambung.Melewati 20 tahun mengajar usia si guru juga bertambah sudah memasuki
kehidupan rumah tangga dan mengajar siswa yang bisa dikatakan orang tua yang
mengajar anak-anaknya. Memasuki 30 tahun mengajar saat sang guru hampir
menjelang usia 60 tahun , sang guru dapat dikatakan mulai mengajar cucu. Karena
adik-adik dan anak-anak yang dulu menjadi muridnya telah pula memiliki
putra/i.Masih diajar oleh guru yang sama pula bisa dikatakan sang guru mulai
mengajar cucu. Pola pikir ,tantangan zaman , gaya pergaulan sangat berbeda dan
hal –hal ini seringkali menjadi benturan antara guru dan siswa. Sang guru
beranggapan belajar sama seperti yang dulu dia terapkan untuk orang tuanya dan
coba pula diterapkan untuk murid –cucu . Ternyata tak ampuh lagi terjadilah hal
yang tak diinginkan marah dan mengatakan dasar anak sekarang berisik saja tapi
gak bisa apa-apa itu ungkapan yang keluar karena jengkel melihat murid –cucu
yang tak patuh aturan. Lantas bagaimana apabila usia pensiun ditambah .
Bisa-bisa sang guru sudah tak mengajar cucu tapi mengajar cicit. Setelah itu
bagaimana pula nasib para generasi yang baru lulus dan sedang membangun
kehidupannya. Bukankah hal tersebut malah bisa disebut menghambat regenerasi.
Ketika hal itu didengar oleh rekanku yang usia pensiun tinggal bebberapa tahun
lagi yang diungkapkan malah kapan saya bisa mengurus diri dan beribadah dengan
tenang. Bukan berarti mengajar tak termasuk ibadah tapi saat usia menjelang senja
harapan yang tersimpan adalah berkumpul bersama keluarga dan menikmati hasil
tanaman yang selama ini ditanam. Melihat keluarga sendiri anak-anak dan cucu
tumbuh besar dan mandiri. Hidup bersama keluarga dengan penuh kebahagiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar