Sabtu, 05 Maret 2011

Kesan pertama...begitu menggoda....

Ingatan saya kembali ke masa lalu sewaktu di televisi sering ditampilkan iklan untuk salah satu produk parfum pria . " Kesan pertama begitu menggoda....selanjutnya terserah anda...begitu kira-kira bunyi kalimat pada iklan tersebut.Dan sekarang saya mengalaminya.
Sewaktu awal mula tahun ajaran baru 2010-2011 dimulai,saya berkenalan dengan siswa/i baru dari tiap kelas. Dengan gaya dan kelincahan pada setiap siswa yang berbeda. Ada satu siswa yang cukup menarik perhatian saya sebagai guru pembimbing mereka.Di awal memasuki kelas siswa tersebut menampilkan perilaku yang sangat sopan untuk ukuran anak seusianya. Seperti biasa saya memperkenalkan diri terlebih dahulu . Menceritakan siapa saya berikut latar belakang pendidikan saya . Dan apa saja yang akan saya ajarkan pada mereka begitu juga harapan saya agar bisa bekerja sama dengan mereka untuk dapat menggali potensi diri mereka. Semua berawal dengan sangat mengesankan dan siswa tersebut mencoba mencari perhatian saya dengan mengatakan saya suka menyanyi bu. Saya jawab dengan bertanya saya boleh dengar suara mu?
Dan dengan percaya dirinya siswa tersebut menunjukkan suaranya. Saya cukup senang dan terhibur mendengar suaranya meskipun siswa tersebut tidak hapal semua lirik lagu yang diyanyikannya.Waktu berganti minggu ,bulan dan memasuki semester 2 di sekolah ini, saya mulai merasa bahwa siswa ini hanya ingin diperhatikan saja. Banyak kegiatan selama proses belajar mengajar tidak dapat diikuti dengan baik. Sewaktu menerima rapot semester 1 nilai akademiknya sangat tidak memuaskan. Dan sebagai pembimbingnya saya prihatin dengan keadaannya saya bertanya pada semua rekan kerja saya yang mengajar siswa tersebut jawaban sama yang saya terima siswa tersebut tidak memiliki kemampuan akademik yang baik, hanya pandai menarik perhatian guru dengan membuat pertanyaan-pertanyaan . Saya tetap menilai positif paling tidak siswa tersebut memiliki keberanian dan verbalisasi yang baik dan santun. Itu modal yang dimilikinya . Tetapi sekolah bukan hanya mengajarkan siswa untuk berani dan pintar berbicara. Sekolah juga mengajarkan siswa untuk bisa bekerja sama dalam kegiatan-kegiatan kelompok, maupun kegiatan individu. Hal inilah yang belum dikuasai oleh siswa tersebut, dia selalu memaksakan kehendaknya saat harus bekerja dalam kegiatan kelompok. Tidak mau mendengar pendapat orang dan ngambek apabila idenya tidak diikuti. Namun saat idenya diikuti oleh teman-temannya dia juga tidak mau bekerja . Mungkin menurutnya harga ide lebih mahal dari kerja nyata. Saya sebagai pembimbingnya juga merasa kecewa saat saya meminta dia bersama dengan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja yang sudah saya tugaskan selama 3 minggu dan pada hari H nya tak satupun yang bisa ditampilkannya. Saat saya bertanya pada teman kelompoknya semua menunduk tak berani untuk menyalahkan siswa tersebut. Karena sebenarnya hasil kerja kelompok tersebut sudah ada dalam laptop siswa tersebut tapi datanya hilang karena keteledoran siswa tersebut.
Beberapa hari belakangan saya semakin sering mendapat laporan baik dari teman-teman siswa itu maupun dari rekan guru mengenai perilaku siswa itu yang suka melalaikan tugas -tugas sekolahnya.Saya mengumpulkan berbagai informasi perilaku siswa tersebut semua temannya mengatakan dulu awal-awal dia bagus banget deh, teman yang menyenangkan tapi ternyata dia begitu. Karena itulah saya jadi ingat dengan iklan zaman dahulu " Kesan pertama begitu menggoda...selanjutnya terserah anda...."

11 komentar:

  1. trus solusinya apa donk bu, klo di biarkan kan gak bagus juga buat perkembangan anaknya... Apa gak sebaiknya d diskusikan k orangtuanya untuk mencari alternatif belajar lain selain d sekolah... #sok-tau-d-gw... :P

    BalasHapus
  2. maksudnya...belajar yang gimana lank? siswanya udah aku ajak omong untuk ngingetin perilakunya yang membuat banyak temannya tidak suka

    BalasHapus
  3. Hehehe... Mngkn yg sya pikirkan blum separah kenyataannya kali bu.. Asumsi saya tdnya ini spt suatu kelainan semisal autis yg butuh perhatian dan bimbingan khusus bu yg gak bisa d dapat dr sekolah pada umumnya... Gt loh bu... :Ð

    BalasHapus
  4. oh begitu...tapi aku juga...pernah tuh dapat murid yang autis...dan kalo lagi ngamuk...ya..ampun.dan baru tenang kalo ngeliat aku.

    BalasHapus
  5. Kalo awal dia bagus banget tapi kemudian belakangnya dia ngga, apa ngga dicari tau di bagian tengahnya itu "ada apa" bu?

    BalasHapus
  6. ya bener pak woto...itu yg sekarang jadi kerjaanku...

    BalasHapus
  7. Eh, Bu ini saya aja atau anak yang ibu omongin itu fau***?

    BalasHapus
  8. ah itu hanya perasaan kamu aja kali vir....

    BalasHapus
  9. Masa bu..? Tapi bener loh bu.. Mirip.. banget malah! Kalo saya malah kebalikannya ya? Awal masuk pendiem(Wajarlah itu)Nah sekarang tau-tau saya terkenal bu,Tiap jalan ada aja yang nyapa sedangkan sy sendiri gk kenal.

    BalasHapus
  10. bu ni2k.. mngkin untuk siswa tsb harus ada perhatian khusus, harus ada pendekatan bimbingan dan konseling yg membangun ikatan emosional antara murid dng guru, maka menurut sy kita hilangkan dahulu atribut guru atau murid..mungkin bisa di bilang lebih kepada pertemanan yg nantinya secara emosional murid itu akan menceritakan sebab dari penurunan prestasi atau perubahan prilaku yg tdk biasanya, dng melakukan pendekatan tsb agar siswa dpt menceritakan permanasalahan yg ada pada dirinya.. biasanya di usia yg mulai beranjak dewasa sangatlah mungkin ada perubahan2 baik perubahan positif maupun negatif dan semua pasti ada sebabnya. banyak hal yg membuat perilaku bisa berubah atau penurunan prestasi. bisa jd permasalahan remaja misalnya masalah percintaan, apakah itu gagal dlm percintaan ataupun karena sedang melayang karena cinta yg semua itu bisa membuat melalaikan kewajiban2nya sebagai murid di sekolah atau permasalahan di rumah maupun dng teman2nya.. ada banyak faktor yg tentunya kita harus gali dari permasalahan ini agar solusi bisa kita dapatkan. nah di sinilah peran seorang guru pembimbing atau konseling sangat di butuhkan karena justru tujuan utamanya adalah bagaimana menyembuhkan masalah pada siswa tsb bukan dng cara menghukum atau memberikan sanksi kpd siswa yg mempunyai masalah dan perlu di ingat bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan bukan lembaga hukum. dan saya percaya bu ninik sebagai guru pembibing mudah melakukan pendekatan2 tsb dan menemukan solusinya. saya percaya dng kempuan bu ninik..! good luck..! god bless u..!

    BalasHapus
  11. Thank atas sarannya...semoga aku bisa melakukannya agar "Dia" dapat berubah menjadi lebih baik

    BalasHapus