Jumat, 18 Maret 2011

Wanita Penyayang

Saat aku turun dari kereta di stasiun Depok Lama sering aku melihat pemandangan yang menarik . Seorang nenek tua kira-kira 50 thn sangat senang mengumpulkan banyak kucing jalanan . Ada sekitar 6-7 kucing yang berjalan di sekitar kakinya. Setelah itu wanita tua itu duduk dan membuka barang-barang bawaannya yang berisi sampah-sampah hasil pulungannya . Diantara barang-barang hasil pulungannya itu ada beberapa bungkus nasi bekas yang aku tak tau dipulung oleh wanita itu dimana.Dan semakin senanglah kucing-kucing itu berkumpul mengelilingi kakinya . Dia buka bungkus nasi bekas itu dan dia bagi ke sebanyak kucing yang ada di dekatnya. Tersentuh aku melihat pemandangan itu penyayang sekali dia. Cerita seperti ini tidak hanya ada di stasiun Depok saja di dekat tempatku bekerjapun ada seorang wanita yang sudah cukup berumur hidup di sebuah rumah kecil yang jauh dari sebutan sederhana bersama kucing-kucing kesayangannya. Saat aku bertanya tentang Ratu wanita penyayang kucing itu bernama dekat tempatku bekerja itu ternyata ia juga memiliki anak-anak yang telah cukup mapan hidupnya.Tetapi kenapa Ratu dan wanita penyayang kucing di stasiun tidak ingin berkumpul dengan keluarganya? Ada satu kebutuhan hidup yang mungkin tak terpenuhi saat wanita-wanita hebat ini ada dengan keluarganya. Dan kebutuhan manusia tidak hanya terletak pada kebutuhan sandang, pangan dan papan saja. Ada kebutuhan lain seperti kebutuhan kenyamanan secara psikologis.Kebutuhan kenyamanan psikologis ini tak dapat dihargai dengan materi berapapun jumlahnya.Satu yang pasti akan 2 contoh wanita hebat itu adalah sifat penyayang yang dimiliki oleh mereka. Hebat…Hebat…2 jempol untuk sifat penyayangnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar